Mohon tunggu...
Jimmy Geovedi
Jimmy Geovedi Mohon Tunggu... -

"We tried so hard to create a society that was equal, where there'd be nothing to envy your neighbour. But there's always something to envy. A smile, a friendship, something you don't have and want to appropriate." — Commisar Danilov (Enemy at the Gates)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hary Tanoe Pejuang Ekonomi Kerakyatan (Seri-3)

29 Mei 2014   06:15 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:00 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Nasib Nelayan Indonesia

JAKARTA. Luas laut Indonesia sebesar dua pertiga luas wilayah Indonesia. Potensi kelautan sekitar Rp 3.000 triliun per tahun. Namun data Kementerian Kelautan dan Perikanan jumlah nelayan miskin sekitar 7,87 juta orang atau 25,14 persen dari jumlah penduduk miskin nasional.

Kemiskinan bukan hal yang baru bagi para nelayan. Bagi yang tak pernah menengok ke kampung nelayan silakan coba sekali-kali berkunjung kesana. Anda akan menemukan rumah-rumah yang tak layak huni, berukuran sempit dan beralasakan tanah. Miris melihat nasib nelayan di negeri ini, apalagi jika nelayan tidak pergi melaut. Maka bisa dipastikan pada hari itu keluarga sang nelayan akan mencari utangan. Bagaimana jika utangnya sudah terlalu banyak? Bagaimana mereka harus menahan lapar?

Turun-temurun para nelayan melaut dengan peralatan seadanya. Jangankan memiliki radar tangkapan, perahunya bermesin saja sudah bagus. Bagaimana dengan tangkapan? Nelayan mengandalkan pengalaman, dan intuisi.

Hal ini tak luput dari perhatian Hary Tanoesoedibjo. Dia menilai, Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi kekayaan lautan yang luas seharusnya mampu menyejahterakan nelayannya sendiri.

Menurutnya Nelayan kita kekurangan dukungan sarana prasarana, modal dan juga keterampilan, sehingga sering tidak efesien. Padahal saat ini negara lain sudah mengirim olahan hasil laut, Indonesia masih berkutat pada ekspor ikan mentah. Sehingga  tidak ada nilai tambah.

Padahal, jika didukung dengan kebijakan yang tepat maka lautan Indonesia bisa menjadi berkah luar biasa untuk kesejahteraan rakyat.

Menurutnya pemerintah kedepan harus fokus modernisasi peralatan, pelatihan dan pendidikan bagi nelayan

Selain itu dia menambahkan yang terpenting adalah memberdayakan kaum ibu sehingga ketika para suami melaut, mereka juga produktif dengan berusaha di rumah dan di lingkungan pemukiman.

Diberikan dukungan keterampilan dan modal, sehingga ekonomi keluarga tidak hanya bergantung pada suami yang melaut. Sebab  nelayan sangat bergantung pada musim, saat musim tidak mendukung maka kaum ibu bisa membantu

Salah satu terobosan yang menurutnya harus dilakukan pemerintah adalah lembaga keuangan khusus bagi para nelayan. Lembaga tersebut kelak akan memberikan bantuan kredit dengan bunga yang rendah. Menurut Hary bunga tersebut harus rendah, jika memungkinkan nol persen atau istilah awam tanpa bunga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun