Dalam bidang pertanian pupuk merupakan hal yang penting karena pupuk menyediakan unsur hara yang tidak terkandung atau unsur hara yang kurang dalam tanah. Pupuk memiliki dua jenis yakni pupuk anorganik dan pupuk organik. Pupuk anorganik yang digunakan secara terus menerus dengan jumlah yang cenderung berlebihan dapat mengakibatkan bahan-bahan kimia yang terkandung dalam pupuk menyebar dan menimbulkan dampak yang negatif bagi lingkungan. Berbeda dengan pupuk anorganik, pupuk organik yang dimana pupuk ini merupakan pupuk yang berasal dari bahan organik yakni dari sisa metabolisme dari makhuk hidup seperti urin dan kotoran maupun bagian dari makhluk hidup seperti sekam dan seresah daun.
Pupuk organik yang berasal dari sisa metabolisme makhluk hidup khususnya hewan seringkali digunakan seperti kotoran sapi dan urin kelinci. Adapun pupuk organik kotoran kelelawar (pupuk guano) yang mungkin jarang sekali didengar. Pupuk guano merupakan pupuk organik yang berasal dari kotoran kelelawar yang sudah mengendap di dalam gua dan telah bercampur dengan tanah serta bakteri pengurai. Pupuk guano dapat digunakan pada tanah yang kekurangan unsur hara karena pupuk guano mengandung nitrogen dan fosfor yang tinggi serta potassium, amonia, asam karbonat hingga garam tanah. Kotoran kelelawar memiliki kadar kalium sedang dengan rasio C/N yang sangat rendah sehingga untuk mengolah kotoran kelelawar agar memiliki rasio C/N yang mendekati tanah dapat ditambahkan bahan organik lain seperti arang sekam, jerami dan juga dedak yang dimana jerami memiliki rasio C/N yang cukup tinggi serta mengandung kalium yang tinggi dan arang sekam dapat digunakan sebagai sumber kalsium.
Proses pembuatan pupuk guano sama seperti pupuk kompos yang sering kali dibuat dengan campuran kotoran sapi. Sama seperti pembuatan kompos pada umumnya, untuk membuat pupuk guano memerlukan EM 4 sebagai pengurainya. Untuk membuatnya dapat menyediakan sebuah wadah yang dapat ditutup rapat atau dapat berupa tong plastik lalu dapat mencampur kotoran kelelawar sebanyak 3 kg dengan jerami padi yang sudah digiling kasar sebanyak 300 g, arang sekam sebanyak 150 g dan dedak 450 g kemudian bahan dibahasi dengan air dan ditambahkan 2 cc EM 4 dan 6 sendok makan gula pasir untuk setiap 1 liter air kemudian menutupnya hingga baunya menghilang kurang lebih 1-2 minggu. Jika memerlukan pupuk dalam jumlah yang banyak dapat menggunakan perbandingan yang sama dengan contoh. Selain dapat dibuat sebagai pupuk kompos, pupuk guano dapat juga diproses menjadi pupuk guano cair dengan mencampurkan 3 sendok teh kotoran kelelawar dengan air kurang lebih satu galon atau sekitar 3,7 liter kedalam wadah atau bisa juga langsung ke alat semprotan lalu diaduk hingga kotoran tercampur rata pada air dan pupuk guano cair dapat diaplikasikan pada tanaman dengan menyemprotkan pada mulut daun.
Pupuk guano merupkan pupuk yang mengandung nitrogen dan fosfor yang tinggi sehingga baik bagi tanaman dengan cara mengolahnya sebagai pupuk sangat mudah ditambah lagi dengan mencampurkan bahan yang mengandung unsur hara lain seperti jerami yang mengandung tinggi kalium dan arang sekam yang mengandung kalsium membuat pupuk guano ini semakin efektif digunakan untuk lahan dan juga kotoran kelelawar dapat dibuat menjadi pupuk cair yang dapat langsung diaplikasikan pada daun akan tetapi untuk mendapatkan bahan utama yang digunakan sangatlah sulit sehingga membuat pupuk guano jarang sekali digunakan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI