Artikel saya terakhir yang saya publikasikan adalah March Effect Made in Indonesia pada 20 Februari 2013 yang lalu. Sejak artikel terakhir tersebut, banyak sekali pembaca yang mengirimkan tanggapan serta pertanyaan mengenai kapan artikel selanjutnya akan saya publikasikan? Sebelumnya, saya mengucupkan terima kasih atas dukungan dan perhatian yang diberikan oleh pembaca terhadap artikel-artikel saya tersebut. Memang sejak artikel saya terakhir dipublikasikan, saya belum memiliki kesempatan untuk menulis artikel yang baru karena kesibukan yang sangat padat dalam memberikan edukasi Pasar Modal kepada masyarakat. Selain hal tersebut, membagikan pengetahuan melalui tulisan membutuhkan topik yang spesifik dan menarik untuk membaca serta waktu yang khusus sehingga terhindar dari gangguan yang mungkin terjadi selama penulisan artikel tersebut. Beberapa hari terakhir banyak sekali pertanyaan yang ditujukan kepada saya terhadap penurunan IHSG melalui email atau blackberry saya, sehingga saya menemukan topik yang spesifik yang saya sampaikan sebelumnya untuk dapat saya bagikan kepada masyarakat, dan saya merasa inilah waktu yang tepat untuk menulis suatu artikel kembali. Dan pada artikel ini saya ingin mencoba menggunakan bahasa yang sedikit berbeda dan campuran antara Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa dan Bahasa Gaul khas anak muda jaman sekarang.
IHSG selama 2013
Sejak IHSG dibuka kembali pada tanggal 2 Januari 2013 dengan level 4,322.58, IHSG mengalami rally hingga mencapai level tertinggi nya yaitu 5,251.29 pada 21 Mei 2013 atau sekitar 5 (lima) bulan. Dalam kurun waktu 5 (lima) bulan tersebut tentunya IHSG yang ngebut tersebut juga mengalami penurunan yang relatif kecil atau biasa dikatakan sebagai koreksi minor (minor correction), yaitu 7 – 11 Januari 2013 (-3%), 8 – 22 Maret 2013 (-3.7%), 3 – 16 April 2013 (-2.6%), 1 – 3 Mei 2013 (-3.1%), dan terakhir 21 – 28 Mei 2013 (-3.3%) dengan durasi koreksi tersebut kurang dari 1 (satu) bulan. Data tersebut merupakan gambaran awal yang terjadi pada IHSG selama Semester I 2013 ini.
IHSG Mencapai 5,200
Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, hanya dalam kurun waktu 5 (lima) bulan sejak awal tahun 2013 IHSG dengan cepat menyentuh level 5,200 dari sebelumnya dibuka pada level 4,300 hingga banyak analis yang melakukan perubahan atau adjustment target IHSG mereka di tahun 2013 yang rata-rata 5,000 menjadi lebih tinggi lagi karena sentimen positif atas pasar yang bullish. Sebelum saya melanjutkan penjelasan saya, saya ingin mengajak pembaca untuk mengetahui apa yang sedang saya lakukan pula dalam kurun waktu 5 (lima) bulan tersebut selama tahun 2013 ini. Dengan profesi saya menjadi seorang motivator, trainer atau pembicara, selama 5 (lima) bulan terakhir saya banyak memberikan edukasi Pasar Modal melalui seminar, training atau workshop kepada perusahaan baik tertutup maupun perusahaan terbuka (emiten), universitas maupun masyarakat melalui program Sekolah Pasar Modal (SPM) yang sangat bagus dan diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) secara gratis (Baca: Sekolah Gratis, Why Not?). Ketika saya menjadi pembicara di dalam acara-acara tersebut, sebelum saya memulai selalu saya bertanya pertanyaan yang sama di setiap acara edukasi tersebut yaitu “Siapa yang menikmati kenaikan IHSG di 4,300, 4,400, 4,500, …. 5,200?”. Tentunya saya menyesuaikan level IHSG saat itu dengan acara yang mengundang saya sebagai pembicaranya. Hal yang menarik adalah kurang dari 10 (sepuluh) orang yang mengangkat tangannya dari rata-rata peserta 100 – 200 orang. Hal demikian terjadi di semua acara tersebut, bahkan ketika saya bertanya lebih lanjut kepada peserta yang merupakan staf dari perusahaan yang terbuka yang mengundang saya sebagai pembicara “Siapa yang membeli saham perusahaan tempat Anda bekerja?”, kembali saya menemukan jawaban yang serupa atau bahkan tidak ada yang mengangkat tangan sama sekali. Dengan pengalaman selama 5 (lima) bulan tersebut hingga ketika IHSG mencapai level 5,200, lantas saya bertanya pada diri sendiri “Siapa yang menikmati kenaikan IHSG tersebut?”. Dengan kata lain bahasa gaul anak muda sekarang ini “terus gw harus bilang wow gitu?”. Bagaimana bisa produk investasi negara sendiri namun tidak banyak yang menikmati? Tentunya ini adalah pekerjaan kita bersama, tidak hanya saya, pembaca, namun pihak-pihak lain yang terkait Pasar Modal untuk memberikan edukasi Pasar Modal kepada masyarakat sehingga masyarakat Indonesia dapat mengetahui sekaligus mengaplikasikan dan memperoleh manfaat dari investasi di Pasar Modal Indonesia.
IHSG Mencapai 4,500
Sejak mencapai level tertinggi nya pada 21 Mei 2013 hingga artikel ini ditulis pada hari Rabu, 12 Juni 2013 pukul 2 dini hari, IHSG telah mengalami penurunan besar hingga menyentuh level terendah di 4,573 atau 12 – 13 persen dari level tertingginya. Bahkan 8 (delapan) hari bursa terakhir (30 Mei – 11 Juni 2013) penurunan IHSG telah menyumbang penurunan IHSG lebih dari 11%. Menurut pembaca, bagaimana kondisi psikologis seorang investor atau trader menghadapi penurunan besar tersebut? Bagaimana menghadapi penurunan lebih dari 10% padahal selama ini koreksi minor IHSG terjadi sekitar 3%? Dan bagaimana pembaca menyikapi hal tersebut? Well, melihat email yang masuk ke dalam inbox saya, status di profil blackberry atau social media, broadcast dan lain sebagainya, saya menemukan ada 2 (dua) jenis yang menyikapi kondisi tersebut yaitu Pertama, orang-orang yang panik terhadap penurunan tersebut dan Kedua, orang-orang yang happy terhadap penurunan tersebut. Kok bisa?
Jakarta Great Sale dan Pekan Raya Jakarta di tahun 2013
Sebelum saya melanjutkan penjelasan saya diatas, mulai bulan Juni 2013 ini di Jakarta domisili saya saat ini sedang memiliki 2 (dua) peristiwa tahunan yaitu Jakarta Great Sale dan Pekan Raya Jakarta (PRJ). Jakarta Great Sale dimulai pada tanggal 1 Juni hingga 14 Juli 2013 (Sumber: tempo.co. Baca “Jakarta Great Sale 2013, Pesta Diskon di 74 Mal”) dan Pekan Raya Jakarta (PRJ) yang dimulai pada 6 Juni hingga 7 Juli 2013 (Sumber: suaramerdeka.com. Baca “Malam ini SBY buka Pekan Raya Jakarta 2013”). Bila pembaca telah membuka 2 (dua) link sumber berita yang saya berikan, pembaca akan mengetahui bahwa kedua tersebut diikuti oleh lebih banyak pusat pembelanjaan atau peritel dari tahun sebelumnya, target transaksi yang diharapkan lebih besar dari tahun sebelumnya, dan jenis-jenis potongan harga atau diskon yang lebih beragam seperti diskon up to 70% atau late night shopping dan lain sebagainya. Dengan program-program yang menarik tersebut, tentu masyarakat secara umum akan tergoda untuk melakukan pembelian di saat ada event dan timing. Dan dengan target transaksi yang lebih besar tersebut dibandingkan tahun sebelumnya, tentu volume transaksi diharapkan meningkat pada tahun 2013 ini. Lantas, apa kaitannya dengan IHSG? Saya ingin mengajak pembaca untuk melihat kedua acara tersebut dengan penurunan IHSG saat ini? Menurut pembaca, dimanakah letak kesamaannya? Selain terjadi pada bulan yang sama (bukan sulap atau sihir), kesamaan yang terpenting yang saya maksudkan disini adalah adanya pesta diskon. Saat ini IHSG sedang mengalami diskon. Menyambung penjelasan saya sebelumnya mengenai jenis orang yang panik dan happy menyikapi penurunan IHSG tersebut, di dalam pengalaman saya, ketika kita berbicara events seperti Jakarta Great Sale atau Pekan Raya Jakarta, masyarakat berbondong-bondong ingin memanfaatkan event dan timing acara tersebut untuk memperoleh barang yang ingin dibeli atau bahkan diidam-idamkan sejak lama namun menantikan program diskon tersebut. Namun ketika kita bicara investasi di Pasar Modal, seringkali masyarakat berlaku terbalik, bukannya menantikan diskon tersebut namun panik menyikapinya. Oleh sebab itu, saya melihat jenis orang yang happy menyikapi penurunan IHSG justru menantikan event penurunan IHSG ini dan menentukan timing yang tepat untuk melakukan pembelian produk-produk yang sedang diskon dalam hal IHSG berarti saham-saham yang sedang mengalami diskon. Kapan lagi mendapatkan harga murah? Menarik bukan?
Krisis = Peluang ???
Pepatah mengatakan “Belajarlah hingga ke negeri China”, Presiden AS yang ke 35 yaitu John F. Kennedy (JFK) pernah menyampaikan kalimat “The Chinese use two brush strokes to write the word “crisis”. One brush stroke stand for danger, the other for opportunity. In a crisis, be aware of danger, but recognize the opportunity” yang berarti kata krisis (wei ji) di dalam bahasa Cina terdiri dari dua kata yaitu bahaya (wei xian) dan peluang (ji hui). Penurunan IHSG yang terjadi belakangan ini tentunya tergantung cara kita menyikapinya pula, apakah pembaca lebih fokus pada krisis nya (jenis orang yang panik) atau lebih fokus pada peluang nya (jenis orang yang happy). Setiap masalah selalu ada solusinya bukan? (Every problem has its own solution) dan pepatah yang lainnya pula yang mengatakan habis gelap terbitlah terang. Tentunya keputusan bagaimana menyikapi penurunan IHSG tersebut saya serahkan sepenuhnya kepada pembaca, namun saya harapkan pembaca memilih jenis orang yang melihat bahaya sebagai suatu peluang.
Sejarah Koreksi IHSG
Mengapa Jakarta Great Sale dan Pekan Raya Jakarta selalu diadakan mulai bulan Juni? Bila pembaca melihat historisnya, hal ini terkait dengan ulang tahun Jakarta yang jatuh pada tanggal 22 Juni sehingga bulan tersebut menjadi suatu pesta ulang tahun bagi kota Jakarta maupun masyarakatnya. Mengapa melihat sejarah cukup penting? Bila pembaca memahami penjelasan saya tersebut diatas, maka pembaca akan menantikan bulan Juni setiap tahunnya untuk memperoleh barang yang pembaca inginkan dengan harga diskon bukan? Hal tersebut menunjukkan pentingnya kita melihat sejarah untuk mengambil suatu tindakan. Hal tersebut berlaku pula dengan IHSG, oleh sebab itu, pada kesempatan ini saya ingin menunjukkan kepada pembaca selama beberapa tahun terakhir berapa persen penurunan IHSG, tentunya penurunan disini yang saya maksudkan adalah koreksi besar diatas 10% dan bukan koreksi minor yang rata-rata 3%.
Pada kesempatan ini, saya menggunakan data 3 (tiga) tahun terakhir yaitu 2010 – 2012. Pada tahun 2010, koreksi besar IHSG diatas 10% terjadi 2 (dua) kali yaitu:
- 20 Januari di level 2,689 – 8 Februari 2010 di level 2,431 dengan penurunan sekitar 10% dan durasi waktu kurang dari 1 (satu) bulan dan
- 3 Mei 2010 di level 2,982 – 25 Mei 2010 di level 2,502 dengan penurunan sekitar 19% dan durasi waktu kurang dari 1 (satu) bulan.
Pada tahun 2011, koreksi besar IHSG diatas 10% terjadi 3 (tiga) kali yaitu:
- 6 Januari di level 3,789 – 21 Januari 2011 di level 3,379 dengan penurunan sekitar 12.5% dan durasi waktu kurang dari 1 (satu) bulan,
- 2 Agustus di level 4,195 – 9 Agustus 2011 di level 3,590 dengan penurunan sekitar 14% dan durasi waktu kurang dari 1 (satu) bulan
- 9 September di level 4,028 – 26 September 2011 di level 3,217 dengan penurunan sekitar 20% (Krisis Hutang Eropa) dan durasi waktu kurang dari 1 (satu) bulan.
Pada tahun 2012, koreksi besar IHSG diatas 10% terjadi hanya 1 (satu) kali yaitu:
- 4 Mei di level 4,234 – 4 Juni 2012 di level 3,635 dengan penurunan sekitar 14% dan durasi waktu 1 (satu) bulan. (Baca: JDW: Weekly Market Update (4-8 Juni 2012) dan Gambar)
Berdasarkan data historis tersebut, rata-rata koreksi besar IHSG selama kurun waktu 2010 – 2010 berkisar 10 – 20%. Bila data historis tersebut saya gunakan untuk melakukan estimasi terhadap penurunan IHSG di tahun 2013 ini, maka penurunan IHSG dari level tertinggi 5,251.29 pada 21 Mei 2013 akan berkisar pada level 4,200 - 4,720. Apakah pasti terjadi? Sekali lagi artikel ini hanya bertujuan memberikan estimasi dengan sudut pandang yang berbeda yang seringkali digunakan oleh para analis dengan analisa fundamental atau para trader dengan analisa teknikal nya. Saya menggunakan matematika dengan logika yang sederhana saja karena saya tidak suka perhitungan yang njlimet (susah) dimengerti atau indikator-indikator teknikal yang berbagai macam jenisnya. Hal ini terkait dengan profesi saya yang memungkinkan berhubungan langsung dengan masyarakat sehingga penyampaian kepada masyarakat haruslah sesederhana mungkin namun menyeluruh, dalam kata lain simple but powerfull dan keep it simple. Pada saat artikel ini ditulis, IHSG sudah menyentuh level 4,500 (11 Juni 2013) dari level tertinggi nya 5,251 (21 Mei 2013) dengan durasi kurang dari 1 bulan tentunya dari penjelasan saya sebelumnya ada kemungkinan IHSG hampir menyentuh level terendahnya. Dan dari pertimbangan Risk (4,600 – 4,200 = 400 poin) dan Reward (5,250 – 4,600 = 650 poin) maka kondisi Reward saat ini mulai lebih besar dibandingkan Risk. Dan bila pembaca membuka link yang saya berikan diatas atau pada artikel saya yang terakhir yaitu March Effect Made in Indonesia, riset yang saya lakukan terhadap bulan Maret beberapa tahun terakhir menunjukkan di tahun 2013 besar kemungkinan penutupan IHSG di akhir tahun 2013 nanti akan lebih besar dibandingkan pada pembukaan IHSG pada awal tahun 2013.
Trading Plan
Bila kita mempelajari ilmu manajemen, maka kita mengetahui bahwa fungsi pertama dan utama di dalam manajemen adalah perencanaan (planning), demikian pula dengan investasi di Pasar Modal. Ketika pembaca melakukan investasi tentunya pembaca harus mempersiapkan planning yang matang di dalam pengambilan keputusan investasi.
Bila pembaca seorang investor, tentu pembaca sudah cukup lama berinvestasi di Pasar Modal untuk mengetahui bahwa pergerakan IHSG dengan kenaikan dan penurunannya bila pembaca simpan dalam jangka panjang akan memberikan return yang optimal dan setiap penurunan akan memberikan peluang top up secara bertahap terhadap portofolio pembaca. Warren Buffet sebagai seorang investor ulung dan menjadi salah satu orang terkaya di dunia selalu mengatakan “Beranilah saat orang lain takut dan takutlah saat orang lain berani”.
Bila pembaca seorang trader, tentu pembaca akan berusaha untuk mencari titik terendah (entry point) untuk melakukan pembelian pada harga semurah mungkin (market timing), semoga penjelasan saya diatas dapat memberikan tambahan informasi dari sudut pandang yang berbeda dan berusaha sesederhana mungkin. Perhatikan 3 (tiga) level IHSG sebagai titik balik (turning point) yaitu 4,300, 4,400 dan 4,500.
Baik investor atau trader, jangan lupa untuk memilih saham-saham dengan fundamental yang bagus dengan entry point terbaik secara teknikal dengan disiplin investasi baik cut loss maupun profit taking.
Sekali lagi, artikel ini hanya bertujuan memberikan tambahan informasi dan wawasan dari sudut pandang berbeda, tidak ada jaminan 100% tepat adanya karena kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa. “if you fail to plan, you plan to fail”
Akhir kata, sukses selalu dan selamat berinvestasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI