Mohon tunggu...
Jimmy Carter sudianjaya
Jimmy Carter sudianjaya Mohon Tunggu... Dosen - ....

.....

Selanjutnya

Tutup

Financial

Cara Milenial Berkontribusi pada Stabilitas Sistem Keuangan

1 Agustus 2019   07:41 Diperbarui: 1 Agustus 2019   09:50 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Stabilitas sistem keuangan merupakan syarat terpenting bagi pertumbuhan ekonomi. Stabilitas sistem keuangan yang tidak terjaga akan mendorong suatu negara masuk kedalam jurang krisis ekonomi yang berbahaya. 

Dengan jumlah penduduk yang hampir berjumlah 270 juta orang ditambah bonus demografi angkatan kerja yang didominasi generasi milenial(kelahiran 1980 sd 1999), Indonesia diprediksi akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia pada 2030. 

Lantas, sebagai seorang milenial apa saja yang dapat kita kontribusikan dalam menjaga stabilitas sistem keuangan di negara kita?

Kontribusi nyata generasi milenial dapat dilakukan dengan mengambil keputusan finansial yang juga mempertimbangkan dampaknya bagi stabilitas sistem keuangan. Bagi para generasi milenial yang mungkin saat ini telah memiliki keluarga kecil dan pekerjaan, berikut beberapa upaya yang bisa milenial lakukan dalam menjaga stabilitas sistem keuangan:

  1. Memiliki perencanaan keuangan, Ilmu tentang financial literacy memang belum diajarkan di sekolah formal sehingga milenial banyak mengalami kesalahan dalam mengelola pendapatannya dan terjebak dalam hutang. Penulis sendiri sebagai generasi milenial memandang perlu dimasukkannya ilmu literasi keuangan dalam kurikulum sekolah sehingga mampu mendidik sejak dini bagaimana seorang anak mengelola keuangannya dan mencapai tujuan finansial pribadi dan secara tidak langsung berdampak baik pada stabilitas keuangan negara.
  2. Membasmi hutang konsumtif Milenial yang technology savy, memiliki akses informasi yang lebih luas terhadap produk keuangan khususnya pinjaman konsumtif seperti kartu kredit dan kredit kendaraan bermotor. Gaya hidup yang hedonis terkadang menjebak para milenial dengan hutang konsumtif. Berganti gadget, ganti motor mobil dengan model mutakhir salah satu sumber pemborosan yang biasanya didanai dari hutang berbunga tinggi yang mengakibatkan gagal bayar dan berdampak pada stabilitas keuangan. Pendapatan atau gaji harus dikelola dengan baik dengan prosentase seimbang untuk biaya hidup dan investasi sehingga tidak terjebak pada kasus middle income trap.
  3. Berwisata di dalam negeri, Bagi generasi milenial, salah satu kebutuhan utama yang menonjol dibanding Gen Y atau baby boomers adalah membeli pengalaman biasa disebut experiential needs seperti berwisata. Pertanyaan berikutnya, bagaimana memenuhi kebutuhan tersebut dengan budget yang rasional dan berdampak positif pada SSK. Jawabannya adalah berwisata di dalam negeri karena selain devisa kita tidak terbang keluar negeri, biaya akomodasi yang dikeluarkan lebih hemat dan disamping tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan seperti paspor dan visa. Bahkan saat ini, dukungan pemerintah terhadap wisata lokal diwujudkan dengan dicanangkannya destinasi 10 bali baru dan wisata halal di belahan daerah untuk meningkatkan kunjungan wisata ke Indonesia.
  4. Membeli produk lokal, Ada kebanggaan jika memakai barang brand terkenal produksi luar negeri seperti tas dan smartphone. Sangat bijaksana jika untuk keinginan ini harus disesuaikan dengan kemampuan finansial. Utamakan membeli produk lokal karena berarti telah membantu usaha UMKM untuk tetap survive dan sistem keuangan kita semakin stabil karena perputaran uang hanya terjadi di dalam negeri.
  5. Melakukan diversifikasi portofolio, Usia milenial yang saat ini masih dalam usia produktif membuat para milenial memiliki keleluasaan dalam menyusun portofolio investasinya. Milenial harus menyiapkan dana darurat dan alokasi dana investasi agar memiliki kehidupan keuangan yang sehat.
  6. Membeli produk investasi ORI SUKUK, Selain menabung dan deposito, milenial bisa mengivestasikan uangnya di instrumen ORI atau Sukuk yang memiliki return lebih tinggi , dengan risiko minimal dan jangka waktu lebih panjang.
  7. Memiliki tabungan investasi di Bank, Bagi Milenial yang belum memiliki kemampuan finansial untuk membeli rumah, data mencoba tabungan investasi di Bank yang bertujuan mengumpulkan yang muka.
  8. Bagi milenial yang belum memiliki kemampuan membeli rumah baik secara tunai atau KPR dapat mencoba produk tabungan investasi di perbankan yang bertujuan mengumpulkan uang muka. Setoran bulanan yang otomatis dipotong dari gaji setiap bulannya membuat diri kita menjadi lebih disiplin. Setelah uang muka pembelian rumah terkumpul maka milenial dapat mulai mengajukan KPR. Rumah termasuk investasi karena harganya cenderung naik atau bisa dijadikan rumah sewa dan menghasilkan pasif income.
  9. Bagi milenial yang belum memiliki kemampuan membeli rumah baik secara tunai atau KPR dapat mencoba produk tabungan investasi di perbankan yang bertujuan mengumpulkan uang muka. Setoran bulanan yang otomatis dipotong dari gaji setiap bulannya membuat diri kita menjadi lebih disiplin. Setelah uang muka pembelian rumah terkumpul maka milenial dapat mulai mengajukan KPR. Rumah termasuk investasi karena harganya cenderung naik atau bisa dijadikan rumah sewa dan menghasilkan pasif income.
  10. Bagi milenial yang belum memiliki kemampuan membeli rumah baik secara tunai atau KPR dapat mencoba produk tabungan investasi di perbankan yang bertujuan mengumpulkan uang muka. Setoran bulanan yang otomatis dipotong dari gaji setiap bulannya membuat diri kita menjadi lebih disiplin. Setelah uang muka pembelian rumah terkumpul maka milenial dapat mulai mengajukan KPR. Rumah termasuk investasi karena harganya cenderung naik atau bisa dijadikan rumah sewa dan menghasilkan pasif income.
  11. Bagi milenial yang belum memiliki kemampuan membeli rumah baik secara tunai atau KPR dapat mencoba produk tabungan investasi di perbankan yang bertujuan mengumpulkan uang muka. Setoran bulanan yang otomatis dipotong dari gaji setiap bulannya membuat diri kita menjadi lebih disiplin. Setelah uang muka pembelian rumah terkumpul maka milenial dapat mulai mengajukan KPR. Rumah termasuk investasi karena harganya cenderung naik atau bisa dijadikan rumah sewa dan menghasilkan pasif income.
  12. Bagi milenial yang belum memiliki kemampuan membeli rumah baik secara tunai atau KPR dapat mencoba produk tabungan investasi di perbankan yang bertujuan mengumpulkan uang muka. Setoran bulanan yang otomatis dipotong dari gaji setiap bulannya membuat diri kita menjadi lebih disiplin. Setelah uang muka pembelian rumah terkumpul maka milenial dapat mulai mengajukan KPR. Rumah termasuk investasi karena harganya cenderung naik atau bisa dijadikan rumah sewa dan menghasilkan pasif income.
  13. Berinvestasi di emas, Emas yang merupakan jenis investasi konservatif. Kelebihan emas yang dimiliki dalam wujud fisik seperti perhiasan dan bukan paperless seperti saham. Emas merupakan alternatif investasi bagi milenial. Saat ini sudah bayak dijual emas koin dan batangan yang bisa dijadikan alternatif investasi sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk investasinya dan terjangkau.
  14. Berinvestasi saham lokal, Membeli saham lokal berati kita juga berkontribusi pada ekonomi nasional. Karena semakin baiknya IHSG akan mencerminkan fundamental ekonomi suatu negara yang baik pula dan meningkatkan SSK.
  15. Berinvestasi di reksadana, Bagi milenial, sudah saatnya mempertimbangkan produk reksadana untuk berinvestasi dalam reksadana karena memberikan return yang menarik untuk mengatasi dampak inflasi. Beragamnya portofolio investasi menunjukkan meningkatnya inklusi keuangan dan berpengaruh positif pada SSK.
  16. Memiliki Dana Pensiun Lembaga Keuangan(DPLK), Kondisi ekonomi tidak dapat dilepaskan dari faktor inflasi atau kenaikan harga. Risiko inflasi yang terjadi pada saat milenial pensiun dan kondisi penurunan income ini harus diantisipasi dengan sumber pendapatan DPLK sehingga kehidupan pensiun menjadi bahagia dan tidak memberatkan anak (sandwich risk).
  17. Belanja di pasar tradisional, Berbelanja di pasar tradisional merupakan upaya yang bisa dilakukan para milenial dalam memproteksi ekonomi lokal dan UMKM. Bisnis UMKM yang semakin berkembang akan memberikan kontribusi yang baik bagi SSK dan terbukti UMKM mampu bertahan dalam situasi krisis.
  18. Membeli obat farmasi lokal, Nilai impor farmasi yang telah mencapai jumlah yang fantastis yaitu Rp 11 triliun. Dengan membeli farmasi lokal berarti melindungi produksi lokal dari serangan impor farmasi asing dan sebagai potensi kekuatan pertumbuhan ekonomi nasional.
  19. Memiliki produk asuransi jiwa, pendidikan dan kesehatan, Risiko kenaikan biaya pendidikan, risiko sakit bahkan risiko kematian dapat berimabas pada kondisi finansial suatu keluarga. Risiko tersebut dapat dialihkan dengan membayar premi sesuai polis asuransi. Jika risiko tersebut terjadi maka biaya yang terkait risiko tersebut akan ditanggung oleh pihak asuransi.

Ternyata banyak juga ya, hal-hal yang bisa dilakukan oleh generasi milenial dalam menjaga stabilitas keuangan negara kita. Jika kita konsisten dan komit melakukan hal-hal diatas, stabilitas keuangan terjaga dan pertumbuhan ekonomi akan meningkat sehingga prediksi Indonesia menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia akan tercapai. "BankIndonesiaSSK" "SSKperiode2"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun