Pernahkah anda mendengar tentang Indonesia ramah? Sebutan yang diberikan oleh para pendatang dan turis asing yang datang ke Indonesia. Mereka menyebut Indonesia ramah karena orang-orang Indonesia sangat santun dalam berbicara. Murah senyum kepada setiap orang yang ditemuinya.
Namun jika anda sering menjelajahi dunia maya, dunia kaum milenial saat ini seperti instagram, facebook atau pun twitter anda akan menemukan suatu hal yang bertentangan dengan hal yang saya sebutkan diatas. Beberapa hari yang lalu sempat viral di dunia maya seorang pria tengah memarahi seorang kurir karena dus yang membungkus barang kirimannya sobek.Â
Cuma karena sobek pria ini lantas memaki-maki kurir tersebut. Tidak hanya memaki-maki, pria tersebut juga memvideokan perbuatannya tersebut. Setelah kejadian tersebut menjadi viral barulah permintaan maaf keluar, berkata khilaf karena emosi. Tidak hanya itu saja, baru-baru ini juga muncul video seorang ibu-ibu menampar seorang ojek online hanya karena sebuah candaan tentang kopi.
Hanya karena hal-hal sepele tersebut mereka dengan mudahnya memaki-maki bahkan menampar orang. Benar-benar bukan orang yang ramah. Gampang tersinggung karena sebuah candaan. Mulut kotor dan tangan semakin ringan untuk diayunkan ke orang lain.Â
Hal ini membuat saya berpikir. Â Apakah warga Indonesia sudah bukan lagi orang yang ramah? Ataukah ramah-tamah hanya disodorkan kepada orang asing yang dating ke negeri kita agar mereka sering-sering mampir? Ataukah mereka yang berbuat seperti itu sedang membutuhkan liburan?
Identitas kita sebagai bangsa yang ramah mulai memudar. kita menjadi orang-orang yang gampang dikendalikan emosi kita. Marilah kita jaga identitas kita sebagai bangsa yang ramah bukan kepada para turis yang datang tetapi juga terhadap sesama warga negeri kita tercinta. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H