Sikap Presiden Jokowi yang memerintahkan untuk memberikan bea siswa kepada dua putra Duta Besar RI untuk Pakistan Dr. Burhan Muhammad, yang masih remaja hingga tingkat tertinggi (sebagaimaan disampaikan oleh Wapres Jusuf Kalla saat melayat jenazah Dubes Burhan di gedung Pancasila, Jakarta tanggal 19 Mei 2015) kiranya merupakan terobosan baru yang patut dihargai. Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menghadiri proses upacara penghormatan terakhir Duta Besar Indonesia untuk Pakistan Burhan Muhammad di Kementerian Luar Negeri, Jakarta. Sebagaimana diketahui Dubes Burhan dan isterinya meninggal dunia saat menjalankan tugas negara di Pakistan dan Dubes Burhan meninggalkan dua orang putra yang masih menuntut ilmu di bangku kuliah. Putra pertama, Pitra Amrullah tengah menjalani kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) sementara putra kedua, Yoga Sulistyo Burhan, masih menjalani pendidikan di bangku Sekolah Menengah Utama (SMU).
Presiden Jokowi menyalami kedua anak Dubes Burhan dan Hery Listyawati yakni Pittra Amrullah dan Yoga Sulistya Burhan disaksikan Wapres JK. Semoga mereka mendapat dukungan dari pemerintah karena kehilangan kedua orangtua yang sedang menjalankan tugas negara  (Foto: Detkcom/Grandyos Zafna). Dengan sikap tegas dan penuh kemanusiaan ini para pejabat negara kiranya akan lebih bersemangat lagi dalam menjalankan tugas negara karena pemerintah memiliki sikap yang peduli saat ini untuk melindungi anak-anak mereka. Dubes Burhan dan isterinya Ibu Hery yang merupakan dosen Agraria di Universitas Gadjah Mada meninggal dunia dalam kecelakaan helikopter di Pakistan. Pemerintah Pakistan sendiri telah memberikan penghargaan kepada Ibu Hery yang gugur dalam tugas mendampingi suaminya itu. Jika aturannya belum ada atau belum jelas, maka saat ini Kementerian Keuangan harus segera mengaturnya agar para pejabat negara lebih yakin dalam menjalankan tugasnya.  Masyarakat tentu tidak berkeberatan jika anggaran negara digunakan untuk mendukung kegiatan positif termasuk perhatian kemanusiaan seperti pemberian bea siswa kepada anak-anak yang orang tuanya meninggal dalam rangka pelaksanaan tugas negara. Burhan Muhammad meninggal pada usia 58 tahun (lahir di Yogyakarta pada 3 Agustus 1957). Lulus dari jurusan Hubungan Internasional Universitas Gajah Mada pada 1983, Burhan mulai meniti karier di Badan Intelijen Negara (BIN). Burhan menyelesaikan program Master di bidang Hubungan Internasional pada tahun 1993 di Universitas Pittsburgh, Amerika Serikat. Di BIN, karir Burhan terus meningkat, hingga sempat menduduki sejumlah posisi penting, seperti Deputi Luar Negeri dan Deputi Analisa BIN hingga tahun 2012.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H