Baru saja hari ini tanggal 7 Mei 2016 diumumkan pemenang pemilu wali kota London: Sadiq Aman Khan (kelahiran 8 Oktober 1970) yang juga beragama Islam. Dari namanya saja dengan mudah kita mengetahui bahwa dia berdarah Pakistan. Bagaimana mungkin? Ke mana orang-orang Inggris berkulit putih yang mayoritas itu?
Kota terkemuka dunia itu rupanya sudah tidak melihat latar belakang atau asal usulnya, tapi apa yang dilakukannya. Sadiq, merupakan orang miskin di mana ayahnya supir bis kota, dan rupanya orang London lebih percaya kepadanya. Sadiq sudah terbukti sebagai politisi saat dia menjadi Menteri Negara Perhubungan di zaman PM Gordon Brown. Â Â
Jakarta sudah memberi contoh bahwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) juga menjadi gubernur. Ahok sendiri pernah mengatakan kepada Parlemen AS bahwa demokrasi di Indonesia tidak kalah maju karena dia bisa menjadi Bupati di Belitung Timur, padahal mayoritas penduduknya beragama Islam. Padahal dia bukan Islam dan merupakan keturunan China.
Dalam pidatonya setelah diumumkan sebagai walikota London, Sadiq Khan mengatakan bahwa dia dibesarkan di kota London dan tidak pernah bermimpi suatu saat menjadi wali kota London. Dia berterima kasih kepada semua yang menolongnya menjadi wali kota. Dia ingin membangun kota London dan memberikan kesempatan yang lebih baik bagi warga London termasuk kesempatan bekerja dan kehidupan yang lebih baik. Dia juga bersyukur bahwa ayahnya yang seorang supir bis kota bisa mempunyai anak yang menjadi walikota London.
Memang seharusnya demokrasi memilih siapa yang terbaik tanpa melihat latar belakang dan asal usulnya. Warga keturunan Arab, China, Pakistan, warga Indonesia lainnya, Islam atau bukan, kaya atau miskin, pria atau wanita, boleh menjadi pemimpin asal menjadikan negeri kita lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H