Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saat Presiden Myanmar Menjadikan Indonesia Sebagai Rujukan

21 Maret 2015   08:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:20 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Myanmar President Thein Sein arrives at the Chancellery to meet with German Chancellor Angela Merkel on September 3, 2014 in Berlin, Germany.

Dalam wawancara stasiun televisi BBC dengan Presiden Myanmar Thein Sein tanggal 20 Maret 2015 terdengar rujukan tentang Indonesia. Sebenarnya yang ingin ditanyakan pewawancara adalah masa depan Myanmar dan mengapa militer masih berperan cukup besar. Presiden Thein Sein yang bekas militer dan menggantikan Jenderal Than Swe yang dikenal oleh Barat sebagai diktator, dianggap mampu mengubah Myanmar saat ini sehingga AS dan negara-negara Eropa pun sudah mau bekerjasama dengan salah satu negara anggota ASEAN itu. Ketika digiring  oleh wartawan agar menjawab pertanyaan bahwa parlemen Myanmar masih didominasi militer saat ini, Presiden Thein Sein memberikan jawaban bahwa dalam masa transisi seperti sekarang ini masih wajar militer berperan dalam parlemen dan keberadaan militer Myanmar jauh lebih kecil (25%) dibandingkan dengan militer Indonesia di parlemen saat masa transisi (40%). Mungkin kita pun sudah lupa berapa persen militer atau TNI di parlemen saat masa transisi, namun rupanya negara lain, termasuk kepala negaranya, mengikuti perkembangan di Indonesia bahkan menjadikan Indonesia sebagai rujukan. Presiden Myanmar Thein Sein mengatakan bahwa peran militer dalam parlemen di Myanmar dalam masa transisi saat ini (25%) tidak sebanyak TNI dalam DPR RI saat Indonesia dalam masa transisi dulu (40%) (Sumber: Getty Images/BBC). Seandainya para pelaku korupsi di Indonesia berupaya mengerem diri dan tidak mau kompromi dengan korupsi seperti yang dilakukan Jokowi dan Ahok, rujukan tentang Indonesia akan lebih banyak lagi dan akan lebih membanggakan lagi kalau rujukan itu untuk hal-hal yang positif. Tindakan mahasiswa Universitas Indonesia yang melakukan gerakan untuk menentang korupsi kiranya tepat dan patut didukung oleh 250 juta rakyat Indonesia agar Indonesia yang baru merdeka 70 tahun dan diperbudak penjajah asing 350 tahun itu bisa lebih baik. Semoga bermunculan pemimpin yang berintegritas seperti Jokowi, Ahok, Abraham Samad, Bambang Widjojanto, Muhammad Yusuf, proklamator dan wapres Muhammad Hatta, jaksa Baharuddin Lopa, pengacara Trimoelja Soerjadi, polisi Hoegeng Imam Santoso, dan tokoh anti korupsi lainnya. Kalau itu yang terjadi, betapa membanggakannya jika kita suatu saat nanti mendengar berita di media internasional tentang rujukan keberhasilan Indonesia yang mampu bangkit dari lumpur penjajahan menjadi kekuatan dunia yang penting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun