Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pesan Presiden Obama ke Indonesia

23 April 2016   20:15 Diperbarui: 23 April 2016   20:22 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari Sabtu yang agak dingin di kota London. Tepatnya tanggal 23 April 2016. Tiba-tiba sosok tinggi besar muncul berjalan dalam balai kota London di mana ratusan anak-anak muda sudah menunggu. Kedutaaan AS di Inggris menyiapkan ratusan anak-anak muda berusia 18-30 tahun yang dikenal sebagai calon pemimpin Inggris di masa mendatang.

Sosok itu pernah tinggal di daerah kumuh Menteng, Jakarta. Lengkap dengan jas dan dasi Presiden Barack Obama menyapa dengan ramah. Dengan gaya seperti dosen mahir, dia membuka acara tanya jawab sambil melepas jasnya dan menggulung lengan kemejanya mirip Presiden kita Jokowi. Dia sendiri yang menunjuk siapa yang bertanya. Tidak semua mudah dijawab, bahkan ada pertanyaan tajam yang mengkritik dirinya.

Seorang wanita muda yang berasal dari Pakistan mengajukan pertanyaan mengapa masih ada diskriminasi di dunia ini dan apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya. Presiden Obama mengakui bahwa tidak semua pertanyaan bisa dijawabnya.  Namun dia mengatakan bahwa walaupun kita punya pandangan yang berbeda dengan orang lain, namun kita perlu menghormati orang lain yang berbeda dengan itu.

Menurut Obama, terlalu sering pemimpin itu hanya mendengar pandangan yang sama. Atau hanya menerima pandangan yang menguatkan pandangannya. Akibatnya ketika suatu saat harus menghadapi pandangan  yang berbeda, maka pemimpin itu tidak bisa menghadapinya dengan baik.

Mungkinkah Obama memiliki pandangan seperti itu dengan pengalamannya hidup di Indonesia? Sudah tidak menjadi rahasia lagi bahwa banyak tokoh Indonesia yang memiliki pandangan yang sangat dikagumi dunia. Gus Dur yang pernah menjadi presiden kita itu sangat dikagumi berbagai kalangan dunia, bukan saja tokoh Islam tapi juga pemimpin Kristen dan Yahudi serta pemimpin lain. Mengapa? Karena walaupun Gus Dur sebagai pemimpin Islam, namun dalam hidupnya dia selalu menghargai perbedaan dan sangat menghormati orang yang berbeda dengannya. 

Indonesia dengan 250 juta penduduknya akan menjadi daya tarik dunia jika bisa menghasilkan orang-orang yang belajar dan bekerja keras namun tetap menghormati perbedaan seperti semboyan kita “kita memang berbeda tapi kita tetap satu.” Biarlah kita dikenal karena memiliki sikap hidup yang baik.

Ini mengingatkan pertemuan masyarakat Indonesia di kota Tokyo yang bekerja di berbagai pabrik. Setiap hari Jumat siang biasanya akan berkumpul di masjid sederhana di dekat Kedutaan Indonesia. Sambil bergurau teman-teman akan mengatakan kenapa tiba-tiba sampah muncul, padahal kalau kembali nanti ke tempat kerja di pabrik kalau ada bungkus permen saja pasti dikantongi kalau tidak ada tempat sampah. Kalau menemukan sampah pasti mengambilnya agar tidak kelihatan kotor. 

Presiden Obama menutup pertemuan dengan anak-anak muda di kota London yang sedang dilanda isu “Brexit” yakni Inggris ingin keluar dari Uni Eropa. Namun Presiden Obama mengingatkan bahwa Inggris yang sudah jaya menjadi lebih kuat lagi dengan adanya Uni Eropa. 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun