Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mampukah Ahok Mengubah Sikap DPRD?

29 Maret 2015   05:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:51 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jakarta 2015

Dulu namanya Jayakarta. Lalu jadi Batavia oleh penguasa Belanda; derita warga berlipat ganda, bahkan yang mati pun berlaksa. Seluruh harta warga hanya dinikmati penguasa, korupsi merajalela; tiada peduli nasib warga.

Kini tahun 2015 saat Jakarta bukan lagi Batavia, pangeran kota buka rahasia, wakil warga mau telikung dana warga. Tahu niat buruk dibuka, wakil warga murka. Rencana baik pangeran kota terpaksa ditunda.

2015 jakarta menjadi saksi nyata; terbalik kini sudah dunia; seharusnya wakil warga awasi pangeran kota, tapi terjadi sebaliknya. Penguasa berpihak pada warga, justeru pengawas warisi sikap koruptif penjajah Belanda.

2015 terjadi yang unik di jakarta, niat korupsi penjajah hidup kembali di hati wakil warga. Ironisnya hati nurani hinggap di dada pangeran kota, yang ingin selamatkan warga dari tipu muslihat wakil mereka. Mati adalah keuntungan baginya, perbaiki nasib warga hanya itu yang ada di sanubarinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun