Tak perlu berpikir hebat atau masuk universitas, tapi rakyat kecil pun tahu bahwa upaya menggoyang pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini merupakan upaya pelemahan KPK yang pada akhirnya akan memudarkan upaya pemberantasan korupsi. Pada hal masyarakat Indonesia sadar bahwa Joko Widodo menjadi Presiden RI atau Gubernur DKI karena sikapnya yang bersih atau anti korupsi.
Namun belum seumur jagung pemerintahan Jokowi, KPK yang bersinar di zaman Presiden SBY itu nampaknya akan dicoba dipudarkan oleh para perwira Polri terutama akibat tentangan terhadap calon Kapolri yang kebetulan memiliki rekening gendut. Terlihat jelas pernyataan emosional Kabareskrim Komjen Budi Waseso yang mengatakan adanya penghianatan di tubuh internal Polri, karena gagalnya Komjen Budi Gunawan (pemilik rekening Rp. 57 miliar) menjadi Kapolri pada hal menurutnya Presiden Jokowi sudah senang dengan sosok tersebut.
Jokowi sekarang bisa memilih mengikuti saran Kabareskrim yang ingin menunjukkan KPK salah dan menyingkirkan orang-orang yang tidak senang dengan Komjen Budi Gunawan. Tapi Jokowi juga bisa menegaskan dirinya sebagai pemimpin tegas yang tidak mau dijadikan "boneka" oleh polisi. Bisa saja Jokowi tidak mengetahui informasi yang lengkap tentang Budi Gunawan yang konon dalam masa kampanye berperan besar dalam perumusan visi pertahanan dan keamanan Jokowi-JK.
Justeru Jokowi saat ini bisa membuat penilaian sendiri pantaskah seorang Brigjenpol yang menyimpan uang sekitar Rp 57 miliar yang nota bene merupakan kredit anaknya yang masih berusia 19 tahun dari perusahaan asing yang konon sudah bubar? Kalau masyarakat kecil saja tahu itu tidak pantas, maka sebagai pemimpin yang dipilih rakyat Presiden seharusnya membatalkan pencalonan Komjen Budi Gunawan dan mendukung serta menjaga agar KPK tetap berfungsi agar korupsi tidak terjadi lagi.
Jika Presiden Jokowi membiarkan pemimpin KPK dijadikan tahanan atau tersangka hanya karena alasan yang dibuat-buat atau rekayasa seperti disebutkan mantan Wakapolri Komjen Oegroseno, maka bukan hanya Jokowi yang sedangkan dijadikan "boneka" oleh sebagian kecil pejabat Polri, tapi itu juga melukai hati sekitar 53% rakyat Indonesia yang memilihnya.
Jangan mau dijadikan "boneka" Pak Presiden!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H