Mengamati percakapan seorang warga di salah satu stasiun televisi tanggal 18 Maret 2020, di mana isterinya baru pulang dari Jepang dan mengalami gangguan kesehatan berupa demam dan Rumah Sakit Rujukan mengatakan dipulangkan saja ke rumah.
Karena dokter yang menangani tidak berani pulang ke rumah sampai hasil pemeriksaan sang isteri itu keluar, maka sang suami dan isteri memutuskan untuk menginap di hotel karena hasil pemeriksaan belum keluar. Apalagi ketika dokter yang menangani mengatakan kalau dia pulang takut keluarganya bisa terpapar virus COVID19. Dokter hanya menjelaskan bahwa pemulangan isteri tadi sesuai arahan Kepala Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta.
Ini menunjukkan perlunya penanganan penderita COVID19 agar hasilnya lebih baik.
Keputusan sang suami dan isterinya untuk menginap di sebuah hotel merupakan upaya yang untuk melindungi keluarganya.
Namun pada saat yang sama telah menimbulkan risiko baru di lingkungan hotel tempat mereka menginap. Apalagi kalau pihak hotel tidak mengetahuinya. Seandainya pihak hotel tahu, maka bisa langsung dilakukan disinfektisasi untuk mencegah terpaparnya orang di sekitar hotel tersebut.
Tapi kalau suami dan isterinya memberitahukan bahwa sang isteri sedang menunggu hasil pemeriksaan yang ada kemungkinan terpapar COVID19 dan baru pulang dari Jepang, barangkali pihak hotel bisa menolak untuk menerima dengan alasan perlindungan bagi pekerja dan tamu hotel lainnya.
Di sinilah letak perlunya penanganan COVID19 ini secara baik. Apalagi kalau itu menyangkut warga masyarakat yang secara ekonomi kurang mampu. Misalnya tidak mampu untuk menginap di hotel, tidak mampu membeli masker atau alat perlindungan lainnya. Pihak Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Pemerintah Daerah dan warga masyarakat harus bisa bekerjasama agar jumlah yang kena COVID19 bisa dikurangi.
Dari percakapan seorang warga yang isterinya mengalami gangguan kesehatan dan hasilnya belum turun menunjukkan betapa pentingnya kebersamaan semua pihak untuk menghadapi pandemi ini.
Mungkin daya tampung rumah sakit juga terbatas. Berbagai pihak sudah menyarankan agar ada transparansi misalnya berapa warga yang sudah terinfeksi, yang masih menunggu hasil, dan lain-lain.
Semoga COVID19 segera bisa diatasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI