Di lantai 3 Pasar Kenari, Salemba inilah 65 toko buku kini beroperasi setiap hari (dok. Pribadi).
Kalau menelusuri jalan Salemba Raya dari arah Rumah Sakit Cipto atau dari arah Pramuka kita akan melewati gedung lama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (STOVIA zaman dulu tempat Boedi Oetomo dideklarasikan tanggal 2 Mei 1908).
Tidak jauh dari gedung ILUNI UI, Salemba kita akan tiba di Pasar Kenari. Diam-diam rupanya 65 toko buku sedang bersolek untuk menyuguhkan buku-buku yang dibutuhkan masyarakat. Ada buku kuno atau antik tapi kebanyakan buku baru.
Toko buku di lantai tiga ini dibangun oleh badan usaha milik daerah khusus ibu kota Pasar Jaya. Bukan hanya buku yang tersedia tapi juga tempat luas yang bisa digunakan anak-anak untuk bermain dan membaca buku. Masyarakat juga bisa belanja kebutuhan pokok bagi pemegang kartu khusus yang telah disediakan pemerintah daerah.
Warung kopi "Belcoolen" yang dikelola anak-anak muda berdiri megah seolah mengawal toko-toko buku. Kopi berbagai jenis dari berbagai daerah bisa dinikmati di sini dengan pelayan anak-anak muda yang cerdas.Â
"'Cafe late' ada di sini?" terdengar suara seorang anak muda yang rupanya sedang membeli buku.
"Ada" jawab pelayan yang menggunakan kain warna hijau penutup tubuh  itu dengan ramah.Â
Kalau kita kunjungi toko-toko buku di lantai tiga itu tidak jarang suara orang tua bertanya "Ada buku Matematika untuk SMA karangan Wilson Simangunsong?" dan dengan cekatan para penjual buku itu mengatakan "Ada, untuk yang kelas berapa?" sambil menunjukkan buku yang diperlukan.
Di lantai empat ada tempat parkir yang cukup luas; bisa menampung sekitar 70 mobil. Kalau menggunakan bis besar sebaiknya diturunkan saja penumpangnya di Jalan Salemba dan bisnya bisa mencari tempat berhenti di sekitarnya.
“Bukanya pukul berapa Pak?” Kita bertanya kepada pemilik toko.
“Pukul 09.00 hingga pukul 20.00 Pak” jawab mereka serentak.