Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Turut Berdukacita Atas Kematian Okjull

20 Agustus 2019   09:06 Diperbarui: 20 Agustus 2019   09:11 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Papan peringatan atas hilangnya bongkahan es alami gletser Okjokull di Islandia (Sumber: BBC/Rice University/Dominic Boyer/Cymene Howe).

Agustus 2019."

Ada yang berpendapat hilangnya okjokull itu akibat ulah manusia yang tidak bisa menjaganya. Namun ada pula yang beranggapan pemanasan global yang menyebabkan meningkatnya suhu bumi penyebab mencairnya lapisan es tersebut.

Bagaimana Kita di Indonesia?

Melihat kenyataan atas hilangnya bagian alam di Islandia itu, kita tidak boleh menganggap ringan dinyatakannya kota Jakarta sebagai kota dengan udara terkotor di dunia sejak tahun 2018. 

Biasanya kota Beijing yang dianggap kota terkotor di dunia. Namun pemerintah Tiongkok mengambil tindakan berani walaupun tidak menyenangkan warganya yakni melarang penggunaan motor beroda dua di kota itu.

Pemasangan keramba dan penggunaan makanan ikan yang mengandung zat kimia di danau-danau Indonesia sering dianggap sebagai ancaman terhadap kelestarian danau tersebut. 

Di pinggir danau Jenewa, Swiss terpampang dengan jelas informasi tentang berbagai danau di dunia yang dalam sudah hilang dan menjadi tanah kering karena ulah manusia.

 Itu menjadi peringatan bagi warga Swiss agar menjaga kelestarian danau Jenewa yang jauh lebih kecil dari pada danau Sentani di Papua, atau danau Maninjau di Sumatera Barat. 

Namun di danau Jenewa tidak terlihat keramba atau penggunaaan zat kimia untuk makanan ikan di sana. Pada musim panas banyak orang yang mandi pakai baju renang di danau itu namun tidak menggunakan sabun atau shampoo untuk menjaga kelestarian danau yang indah tersebut.

Generasi millenial Indonesia kelihatannya makin sadar akan pentingnya memelihara lingkungan seperti kebiasaan anak muda yang tidak mau lagi menggunakan plastik karena dianggap akan menjadi sampah yang sulit dihilangkan.

Keindahan alam mulai dari tanah kita di Papua hingga Aceh suatu saat nanti bisa saja mengalami nasib yang sama seperti Okjokull di Islandia. Dan kalau itu terjadi maka bukan hanya orang Indonesia yang kehilangan tapi seluruh umat manusia di dunia ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun