Bayangku kita berbaring di antara jerami berbau segar. Baru ditinggal butiran padi menguning yang baru dibawa petani menuju gudangnya. Seolah mengingatkanku dengan aroma tubuhmu yang lebih harum dari parfum Eropa terbaru.
Kita tatap langit biru sambil menghirup udara sejuk dan bersih sejati di antara rerumputan hijau yang tumbuh subur hingga burung-burung tak segan meletakkan telur-telurnya di antaranya. Kerbau remaja dan gemuk dengan manja menikmati batang jerami. Seolah memberitahu bahwa persediaan kita hingga akhir tahun sudah cukup tersedia.
Sekali-sekali burung elang terbang tinggi di udara seolah menonton kita. Kicau merdu dari mulut rajawali seolah membisikkan ke telinga tentang ketulusan dan kesetiaanmu. Lenggak lenggok ikan mas dan mujahir yang gesit di kolam air nan jernih di bawah kaki kita seolah menunjukkan kemahiranmu menyusun rapi pekerjaan rumah tangga kita. Bunga-bunga liar nan indah segar mengingatkanku bahwa tanpa hiasanpun wajahmu tetap yang terindah.
Musim dan pemilu silih berganti, tapi bayangmu tak pernah berlalu.
Dari pematang sawah di pinggir sungai Asahan dan danau Toba, Siantar Narumonda, 17 Oktober 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H