Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tidak Dirias Tapi Cantik

17 Oktober 2018   16:22 Diperbarui: 18 Oktober 2018   17:27 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bayangku kita berbaring di antara jerami berbau segar. Baru ditinggal butiran padi menguning yang baru dibawa petani menuju gudangnya. Seolah mengingatkanku dengan aroma tubuhmu yang lebih harum dari parfum Eropa terbaru.

Kita tatap langit biru sambil menghirup udara sejuk dan bersih sejati di antara rerumputan hijau yang tumbuh subur hingga burung-burung tak segan meletakkan telur-telurnya di antaranya. Kerbau remaja dan gemuk dengan manja menikmati batang jerami. Seolah memberitahu bahwa persediaan kita hingga akhir tahun sudah cukup tersedia.

Sekali-sekali burung elang terbang tinggi di udara seolah menonton kita. Kicau merdu dari mulut rajawali seolah membisikkan ke telinga tentang ketulusan dan kesetiaanmu. Lenggak lenggok ikan mas dan mujahir yang gesit di kolam air nan jernih di bawah kaki kita seolah menunjukkan kemahiranmu menyusun rapi pekerjaan rumah tangga kita. Bunga-bunga liar nan indah segar mengingatkanku bahwa tanpa hiasanpun wajahmu tetap yang terindah.

Musim dan pemilu silih berganti, tapi bayangmu tak pernah berlalu.

Dari pematang sawah di pinggir sungai Asahan dan danau Toba, Siantar Narumonda, 17 Oktober 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun