Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bisakah Isu Ekonomi Mempersatukan Kita?

3 Oktober 2018   11:36 Diperbarui: 3 Oktober 2018   15:41 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu sudut kota kita nan asri. Kita bisa mewariskan Indonesia yang lebih baik dan sejahtera kepada generasi berikutnya jika perekonomian kita baik (dok.pribadi).

Banyak sekali isu yang membuat kita sepertinya tidak fokus pada tujuan kita yang sesungguhnya. Wajah Ratna Sarumpaet tanggal 21 September 2018 yang babak belur tapi baru ditampilkan tanggal 2 Oktober 2018, goncangan kolam renang yang ibarat tsunami, dan lain-lain. Padahal baru saja kita mengalami bencana alam di Lombok dan Palu. Bencana itu bukan saja membuat kita seharusnya bersatu menghadapinya tapi bangsa lainpun ikut merasa bersatu dengan kita. Tidak kurang dari Sekjen Perseriktan Bangsa Bangsa (PBB) Antonio Guteres tanggal 29 September 2018 menyatakan belansungkawa atas gempa Donggala tanggal 28 September 2018 itu. Demikian juga Presiden AS Donald Trump tanggal 2 Oktober 2018 menyampaikan turut berduka bersama kita asa gempa/tsunami di Palu itu.

Kita masyarakat Indonesia yang 263 juta ini seharusnya tidak boleh lupa peristiwa 350 tahun dikuasai bangsa lain karena kita tidak mau bersatu. Di era tahun 2018 ini seharusnya kita bperlu lebih bersatu lagi. Kampanye pemilu 2019 memang harus berlomba mencari pemimpin terbaik baik presiden maupun anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan mungkin Gubernur, Bupati dan Walikota. Namun itu semua harus kita lakukan di dalam bingkai bahwa kita satu keluarga bagian dari Indonesia.

Isu apa yang bisa mempersatukan kita? Antara lain ekonomi. Kebetulan kita akan menjadi tuan rumah konferensi internasional Internatonal Monetary Fund (IMF)-World Bank (Annual Meeting IMF-World Bank Group (AM IMF-WBG) di Bali tanggal 8-14 Oktober 2018 dan Trade Expo Indonesia (TEI) tanggal 24-28 Oktober 2018. Kita tidak perlu persoalkan mengapa itu dilakukan di Indonesia. Justeru seblaiknya apa yang bisa kita manfaatkan dari dua pertemuan ekonomi penting itu.

Bukan saja di bidang olah raga kita tertinggal. Tim PSSI usia 16 tahun kita harap akan membawa Indonesia tampil dalam Piala Dunia 17 tahun tahun 2019 ternyata gagal setelah dikalahkan Australia di Malaysia tanggal 1 Oktober 2018. Dalam kejuaraan catur dunai di Batuni, Georgia Indonesia hingga babak ke-8 masih terseok di urutan ke-71 di bawah Malaysia, Singapura, Filipina dan Vietnam.

Dari pada kita "berkelahi" sesama kita sendiri, lebih baik kita berlomba-lomba di bidang ekneomi memajukan kehdupan seluruh 263 jita rakyat ini. Misalnya mbagaimana menegmabngkan ekspor produk kita agar bisa menambah kemampuan negara membangun Indonesia. Untuk tahun 2017 misalnya ekspor kita hanya AS$168,8 miliar dan berada di urutan ke-28 dunia. Sementara Singapura sudah mencapai AS$373,2 miliar dan berada di urutan ke-14. Vietnam di urutan ke-19 dengan AS$ 247,5 miliar.

1.
China
$2.272 trillion
Up 2.8%
2.
United States
$1.547 trillion
Down -2%
3.
Germany
$1.450 trillion
Down -0.1%
4.
Japan
$698.1 billion
Down -2.4%
5.
Netherlands
$651.8 billion
Down -3%
6.
South Korea
$573.7 billion
Up 2.5%
7.
Hong Kong
$550.2 billion
Up 2.8%
8.
France
$522.8 billion
Down -8.1%
9.
Italy
$503.1 billion
Down -2.9%
10.
United Kingdom
$443.7 billion
Down -19%
11.
Belgium
$430 billion
Down -15.9%
12.
Canada
$420.6 billion
Down -7.9%
13.
Mexico
$409.5 billion
Up 7.8%
14.
Singapore
$373.2 billion
Down -9%
15.
Russia
$359.2 billion
Down -31.9%
16.
Spain
$319.6 billion
Up 2.8%
17.
Taiwan
$317.7 billion
Up 4.3%
18.
Switzerland
$299.3 billion
Down -16.4%
19.
Vietnam
$247.5 billion
Up 87.4%
20.
Thailand
$236 billion
Up 3.3%
21.
Australia
$229.7 billion
Down -10.1%
22.
Poland
$221.3 billion
Up 8.6%
23.
Saudi Arabia
$220.1 billion
Down -41.4%
24.
Brazil
$217.7 billion
Down -10%
25.
India
$216.9 billion
Down -35.6%
26.
Malaysia
$216.4 billion
Down -5.2%
27.
Czech Republic
$180.1 billion
Up 11%
28.
Indonesia
$168.8 billion
Down -7.5%

Kita harus bersatu padu memajukan perekonomian negeri kita. Dari pada kita disibukkan dengan berita hoaks, lebih baik kita bersatu untuk memajukan perekonomian kita; setidaknya meningkatkan ekspor agar lebih baik dari negara tetangga kita seperti Singapura, Malaysia dan Vietnam. TEI 2018 merupakan kesempatan menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia bisa menghasilkan produk bermutu. Tidak persoalan siapa presidennya, Jokowi atau Prabowo, tapi ekonomi kita harus maju agar kehidupan rakyat lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun