Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Empat Wagub Muda Pertanda Lahirnya Pemimpin Baru yang Menjanjikan?

3 Juli 2018   08:19 Diperbarui: 4 Juli 2018   08:23 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Memang belum semuda Menpora Malaysia yang berusia 25 tahun, namun di balik perdebatan politik yang sepertinya hanya menunjukkan akan hausnya akan kekuasaan, muncul harapan baru dari empat wakil gubernur terpilih yang mewakili generasi muda (usia masih di bawah 40 tahun). 

Emil Elestianto Dardak, mantan Bupati Trenggalek, mantan artis penyanyi dan eksekutif muda (berusia 34 tahun, kelahiran Jakarta, 20 Mei 1984) kini terpilih menjadi wakil Gubernur Jawa Timur mendampingi gubernur Kofifah Indaparawansa. 

Suami artis Arumi Bachsin dan doktor muda lulusan Jepang itu akan menjadi wagub tahun 2019-2024. Berlatar belakang Pendidikan luar negeri yakni S1 dari Universitas New South Wales, Australia, S2 dan S3 dari Ritsumeikan Asia Pacific University, Jepang. Selama menjabat Bupati Trenggalek sejak 17 Februari 2016, Emil sudah menunjukkan kepemimpinan yang cukup baik. Ini menunjukkan bahwa dengan belajar baik akan mampu membuat kita mencapai cita-cita kita.  

Wagub terpilih Lampung, Chusnunia Chalim juga masih muda (36 tahun, kelahiran Lampung Timur, 12 Juli 1982). Mantan bupati Lampung Timur periode 2016-2021 itu juga memperoleh Pendidikan S3 di luar negeri yakni di University Malaya, Kuala Lumpur. S2 dari Universitas Indonesia, dan S1 dari Fakultas Syariah IAIN Wali Songo. Selama menjadi bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim juga sudah menunjukkan kempemimpinan yang baik. Chusnunia Chalim sudah menyiapkan diri untuk menjadi pemimpin sejak mahasiswa. Dia pernah menjadi Sekretaris Redaksi Jurnal Justisia di Surakarta (2001-2002) dan menjadi Kepala Divisi Eksternal Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Jawa Tengah pada Pileg 2004. Tahun 2004 saat masih berusia 22 tahun Chusnunia bergabung menjadi kader dan juga staf dari PKB di Jawa Tengah. Chusnunia dipercaya menjadi Kepala Administrasi dan Keuangan dari Fraksi PKB di DPRD Provinsi Jawa Tengah (2004-2005). Chusnunia Staf di DPP PKB di Jakarta (2005-2008). Tahun 2007 ketika Bendahara Umum PKB dan juga Wakil Ketua Komisi V DPR-RI periode 2004-2009, Erman Soeparno, ditunjuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Menteri Tenaga Kerja di Kabinet Indonesia Bersatu, Chusnunia diperbantukan menjadi Staf Khusus Menteri Tenaga Kerja dan diberikan kepercayaan menjadi Koordinator Zona di Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal. Pada Pileg 2009 Chusnunia mencalonkan diri menjadi calon legislatif dan terpilih menjadi Anggota DPR-RI periode 2009-2014. Pada Pileg 2014 Chusnunia kembali terpilih menjadi Anggota DPR-RI periode 2014-2019 dan bertugas di Komisi X yang membidangi pendidikan, kebudayaan, pemuda dan olahraga, pariwisata dan ekonomi kreatif. Walaupun begitu Chusnunia harus berhati-hati karena sempat dituduh terlibat dalam penyalahgunaan dana bantuan sosial.

Sulawesi Selatan juga memiliki wagub terpilih yang masih muda yakni Andi Sudirman Sulaiman (35 tahun, kelahiran Bone, 25 September 1983). Lulusan S1 Fakultas Teknik Mesin Universitas Hasanuddin itu pernah bekerja di perusahaan asing. Mungkin pengalaman dan Pendidikan Andi Sudirman tidak terlalu tinggi namun dia telah membuktikan diri mampu sebagai pemimpin yang baik dengan menjadi wagub Sulawesi Selatan. Jiwa kepemimpinan Andi Sudirman sudah terlihat sejak muda. Tahun 2002 dia mendirikan organisasi pemuda dengan nama “Forum Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa (FPPM) Mappatunru” yang bermarkas di Kabupaten Bone. Hanya kurang lebih setahun sejak berdirinya, organisasi ini telah mampu menghimpun lebih dari 200 anggota dari mahasiswa berbagai perguruan tinggi. Pada semester enam (2004) di Fakultas Teknik Unhas, Andi Sudirman berhak atas beasiswa yang cukup besar (Australia Graduate Scholarship) dari perusahaan ‘Thiess Indonesia’, perusahaan multinasional yang bergerak di bidang penyedia jasa pertambangan. Walaupun dengan bea siswa yang cukup besar, tapi Sudirman tetap menjalani hidup penuh dengan kesederhanaan. Setelah menyelesaikan studinya di Unhas, Andi Sudirman langsung bekerja ‘Thiess Indonesia’. Andi Sudirman memiliki banyak kesempatan mengembangkan keahlian serta kecerdasan yang telah diasahnya sejak kecil hingga kuliah dulu. Karena kemampuan berpikir di luar yang lazim (out of the box) yang dimilikinya, karier Andi Sudirman melejit. Kemampuannya membangun sistem dan mengimplementasikannya dalam produk kerja membawa Andi dipercayakan dan terlibat dalam mengelola proyek investasi asing senilai ratusan triliun di seluruh wilayah kerja PT Thiess. Kematangan profesional inilah yang menjadikan Andi Sudirman sangat menyukai tantangan. Dalam dirinya, Andi Sudirman membentuk watak yang sangat kuat untuk terus menjajal keahliannya, terutama di bidang Migas. Maka selepas dari ‘Thiess Indonesia’, dia kemudian masuk ke perusahaan migas multinasional asal Australia yaitu Petrosea, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa kontrak pertambangan, engineering, project management serta oil and gas service. Di Petrosea, dalam usia masih di bawah 27 tahun, Ia mengemban amanah day to day Construction Manager dengan metode berpikir yang selalu berbeda dan jitu. Andi berhasil menunjukkan kemampuan berpikir out of the box dalam menyelesaikan proyek giant water tank painting/ finishing di konstruksi pabrik emas. Andi Sudirman dipercayakan menduduki jabatan jabatan strategis sebelum akhirnya berlabuh di perusahaan Inggris PT Offshore Services Indonesia/ MES. Andi menjadi orang Indonesia pertama menjabat sebagai Deputy dan Project Manager proyek DP2 DSV saturation dan air diving berbendera Indonesia. Andi membawahi langsung kapa DP2 built in saturation diving membawahi lebih dari 60 tenaga asing asal Inggris, Rusia, India, dan lainnya.

Jawa Tengah juga mempunyai wakil gubernur muda yakni Taj Yasin (35, kelahiran Rembang, 2 Juli 1983). Berbeda dengan wagub Emil dan wagub Chununia yang memiliki gelar S3, Taj Yasin hanya lulusan pondok pesantren Al Anwar, Sarang Lembang. Tapi itu menunjukkan bahwa orang bisa berhasil bukan hanya karena gelar pendidikan yang tinggi. Bagi lulusan SMA yang tidak diterima di perguruan tinggi pilihannya, tidak perlu berputusasa karena Taj Yasin yang tidak lulusan perguruan tinggi telah membuktikan diri mampu menjadi pemimpin sebagai Wagub Jawa Tengah.

Taj Yasin atau yang popular dengan sebutan Gus Yasin merupakan putera ulama kharismatik Jawa Tengah KH. Maimoen Zubair, yang juga Ketua Majelis Syari'ah Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Gus Yasin dikenal sebagai sosok yang ramah, kalem, dan rendah hati. Gus Yasin juga pernah menempuh pendidikan di Damaskus dan aktif di organisasi Pelajar Islam Indonesia. Dia pernah menjabat Wakil ketua DPW PPP Jawa Tengah. Pada usia 31 tahun, ia terpilih sebagai anggota DPRD Jateng periode 2014-2019.Di DPRD dan duduk di Komisi E yang membidangi pengawasan dalam bidang kesejahteraan rakyat, agama, pendidikan, olahraga, dan pemuda. Gus Yasin maju mendampingi Ganjar di Pilgub Jateng setelah DPP PPP dan ayahnya KH. Maimoen Zubair mengajukan namanya untuk mendampingi Ganjar Pranowo, calon gubernur dari PDIP.

Keempat wakil gubernur itu setidaknya masih memiliki waktu panjang untuk semakin menyiapkan diri menjadi pemimpin yang diharapkan dapat memperbaiki Indonesia. Ini juga menjadi pembelajaran baik bagi seluruh masyrakat Indonesia. Tahun 2004 disebutkan bahwa calon bupati Ponorogo yang kalah dalam pilkada ingin bunuh diri karena terlilit hutang miliaran rupiah. Sesungguhnya itu tidak perlu terjadi jika menyadari bahwa menjadi pemimpin itu bukan untuk mencari kekuasaan atau harta tapi untuk memberi hidup sepenuhnya agar masyarakat yang dilayani bisa hidup lebih baik dan sejahtera. 

Para pemimpin muda ini diharapkan bisa menunjukkan bahwa mereka tidak perlu silau dengan harta seperti yang telah ditunjukkan oleh Presiden Jokowi dan keluarga. Mereka bisa belajar dari kegagalan pemimpin muda lainnya seperti Anas Urbaningrum, Angelina Sondakh, Andi Mallarangeng, dll yang mengakhiri kepemimpinan mereka dengan tidak elegan akibat tidak mampu menahan hawa nafsu terhadap godaan harta sehingga mereka masuk ke dalam kejahatan korupsi.

Indonesia boleh berharap bahwa negeri ini memiliki para pemimpin muda yang potensial untuk menjadikan Indonesia tidak kalah dengan negara maju seperti Singapura, Jepang, AS, atau negara-negara Eropa yang dulu pernah menjajah Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun