Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pak Jokowi Tolong Bantu Taksi "Online"

25 Januari 2018   15:18 Diperbarui: 25 Januari 2018   17:41 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di depan Istana Negara sekelompok orang melakukan demonstrasi yang sangat tertib dan dikawal oleh beberapa orang Polisi. 

Mereka berjalan di sepanjang Jalan Merdeka Barat mulai di depan gedung RRI hingga ke bundaran Bank Indonesia.

Mereka meneriakkan sesuatu namun dengan sangat sopan dan terlihat mereka sangat terpelajar.

Rupanya ada slogan yang pada intinya tidak setuju dengan kebijakan baru Menteri Perhubungan. 

Langsung terpikir mengapa Menteri Perhubungan itu tidak meniru cara Jokowi waktu masih wali kota Solo yakni mengadakan konsultasi lebih dulu dengan para pendemo itu sebelum kebijakan dikeluarkan.

Rupanya Kementerian Perhubungan mengeluarkan peraturan mengenai taksi daring (dalam jaringan) atau taksi "online" untuk mengganti aturan lama yang dibatalkan Mahkamah Agung (MA).

Baguskah peraturan itu? Pastilah, sebab tidak mungkin seorang pejabat mengeluarkan peraturan yang tidak berpihak pada rakyat di zaman demokrasi ini. 

Namun sudah merupakan keistimewaan sekaligus juga kecerdasan bagi pejabat jika peraturan yang dibuatnya itu mendapat dukungan dari masyarakat dan bukan protes atau demonstrasi.

Peraturan yang mengatur kendaraan daring (online) tersebut dikenal dengan Peraturan Menteri Nomor 108 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek atau PM 108.

Apa isinya? Antara lain mewajibkan kendaraan harus melakukan kir (keur) atau pengujian kendaraan bermotor agar memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan sehingag tidak membahayakan kepentingan masyarakat pengguna. 

Tentu itu bagus. Namun jika dalam pelaksanaannya kir itu lama dan mahal, maka para pengemudi sudah antipasti duluan. Di sinilah peran para pejabat Kementerian Perhubungan yang memiliki sifat dan semangat membantu masyarakat tadi harus muncul.

Para pengemudi kendaraan daring menjelaskan bahwa tanpa kemana-mana mereka sekarang bisa mencari tambahan penghasilan dengan mengantar para penumpang. Tapi kalau karena itu kendaraan taksi biasa yang nota bene sahamnya juga dimiliki para penguasa, maka jangan kendaraan daringnya saja yang dikorbankan dengan dalih harus melengkapi surat, melakukan kir, dan lain-lain.

Sebaiknya Menteri menghubungi langsung para pengemudi daring itu dan mendampingi masukan dari mereka. Itulah yang sering dilakukan Presiden Jokowi terutama waktu masih walikota Solo.

Kita mau agar para pengemudi taksi umum dan kendaraan dalam jaringan (daring) atau online bisa hidup lebih baik karena konsumenpun diuntungkan juga.

Kita tunggu kteativitas Kementerian Perhubungan dan pejabat lainnya yang menunjukkan kepedulian pada seluruh masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun