Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bolehkah Kita Mengucapkan Selamat Natal?

10 Desember 2017   17:27 Diperbarui: 10 Desember 2017   19:57 1187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bolehkah kita mengucapkan Selamat Natal? Sebenarnya tidak ada artinya kecuali hanya bahasa pergaulan saja. Sebab Natal artinya Allah, sang Pencipta segalanya, menunjukkan kasihNya kepada ciptaanNya. Ucapan Selamat Natal tidak akan mengubah fakta itu.

Allah mengawali segalanya sebab hanya ada satu Allah yang menciptakan langit, laut, bumi, matahari, bulan, bintang dan segala planet atau galaksi yang ada.

Setelah Allah menciptakan bumi, tanaman, binatang, dan ikan di laut kemudian Allah mempunyai rencana indah yakni menciptakan manusia sesuai gombar dan rupanya untuk menguasai ciptaaanNya itu dan untuk mendampingi Allah selama-lamanya. Dan Allah menciptakan manusia pertama dari tanah dan menghembuskan nafasNya sendiri melalui lubang hidungnya.

Allah membuat aturan agar manusia yang diciptakan Allah itu ikut kehendak Allah demi kebaikan manusia itu, sebab jika melawan Allah, maka ada sanksi yang harus diterima manusia itu. Bahkan anaknya, cucunya dan cicitnyapun masih menanggung sanksi hukuman akibat pelanggaran aturan Allah itu.

Sayangnya manusia pertama itu memilih melawan Allah dan keturunan manusia itu semakin lama semakin berani melawan Allah sehingga semuanya kena sanksi.

Mengapa Allah tidak menghancurkan manusia yang diciptakanNya itu saja karena sudah melawan? Allah itu adalah kasih walaupun Dia lebih tahu apa yang ada di dalam hati dan pikiran manusia itu, dan Dia tahu betul betapa jahatnya manusia itu, tapi Allah tetap mengasihi manusia itu.

Sekarang ini ada sekitar 7,5 miliar manusia yang hidup di dunia ini, dan Allah tetap mengasihi semuanya. Ada yang mengaku beragama, ada yang atheis atau agnostik tapi Allah tetap mengasihi semuanya. Ada yang baik dan ada yang jahat, tapi bagi Allah semuanya sama sudah mewarisi sanksi atau hukuman akibat kesalahan manusia pertama itu. Walaupun begitu Allah tetap mengasihi semuanya.

Karena Allah tahu bahwa manusia itu tidak mungkin memperbaiki dirinya dan Allah tidak mau agar semua manusia itu menerima sanksi maka Allah datang ke bumi ciptaanNya sekitar dua ribu tahun lalu agar tidak seorangpun manusia ciptaanNya itu menerima sanksi itu.

Untuk bisa datang ke dalam dunia ciptaanNya, Dia harus datang dalam bentuk manusia dan Dia tetapkan untuk lahir dari seorang perempuan perawan yang belum pernah berhubungan seks dengan laki-laki dengan satu tujuan menggantikan semua manusia dari hukuman yang seharusnya diterima. Allah datang ke dalam dunia ciptaanNya untuk menolong semua manusia kekasihNya, ya bagi semua manusia.

Itulah Natal!

Jadi bolehkah mengucapkan Selamat Natal? Mengucapkan atau tidak, tidak mengubah kenyataan bahwa Allah sudah datang ke dunia ciptaanNya untuk menolong semua manusia dari sanksi atau hukuman yang seharusnya diterima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun