Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perlukah Komisi Pencegahan Korupsi?

28 November 2017   15:20 Diperbarui: 28 November 2017   15:43 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kita harus akui bahwa munculnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di era reformasi pada awalnya memberi harapan kepada masyarakat dengan sepak terjangnya yang mampu memenjarakan koruptor dari mulai Menteri, Ketua Mahkamah Konstitusi, dubes, gubernur, bupati, walikota, anggota DPR, pengusaha, Hakim, Jaksa, TNI, dan Polri. 

Sudah banyak yang mendekam di penjara karena ketegasan dan kekuatan yang dimiliki KPK.

Namun dengan perkembangan baru yang melibatkan tokoh penting seperti Ketua DPR Setya Novanto yang juga Ketua Golkar, kiranya masyarakat tidak boleh berpuas diri dengan langkah KPK ini.

Ada yang lebih penting yakni agar anggaran negara itu jangan sampai disalahgunakan. Jika benar dalam kasus KTP elektronik terdapat triliunan rupiah yang dijadikan bancakan oleh politisi dan pejabat eksekutif, maka itu menunjukkan lemahnya masyarakat madani untuk mengawasi pelaksanaan anggaran negara. Bagaimana mungkin politisi menyalahgunakan triliunan rupiah tanpa tercium sama sekali oleh masyarakat.

Padahal sudah ada lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang mengkhususkan diri di bidang pengawasan anggaran negara.

Untuk itu masyarakat madani perlu membentuk Komisi Pencegahan Korupsi (KPK) yang bisa mendukung keberadaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Namun Komisi Pencegahan Korupsi ini tidak perlu mendapatkan anggaran dari negara. Tokoh anti korupsi seperti Prof. Dr. JE Satetapy patut dipertimbangkan sebagai Ketua dan orang-orang muda seperti Khadafy perlu dipertimbangkan untuk membantu. 

Daripada KPK menangkapi para koruptor dengan perlawanan hebat, lebih baik KPK mencegah sejak dini penyalahgunaan anggaran rakyat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun