Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mungkinkah Perpustakaan Ikut Mencerdaskan Kehidupan Bangsa?

20 Oktober 2017   22:40 Diperbarui: 20 Oktober 2017   22:46 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya hanya tergugah saat mengunjungi sebuah perpustakaan yang dipandu oleh petugas. Langsung muncul di benak, bangsaku yang tercinta: 260 juta rakyat yang sering dianggap minat bacanya rendah. Tidak! Gumamku dalam hati. Rakyat Indonesia bisa senang membaca kalau dibuat seperti ini.

Saat itu ditunjukkan buku yang pernah dibaca oleh salah seorang pahlawan nasional, dilengkapi dengan tandatangannya di bagian awal. Karena itu hanya “pameran” jadi bukunya tidak boleh disentuh.

Ide liar yang muncul saat itu bagaimana jika Perpustakaan Nasional membuat suatu program atau kegiatan agar semua provinsi, kabupaten, dan kecamatan, bila perlu kelurahan memiliki perpustakaan yang terbuka bagi umum tanpa harus membayar.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa Indonesia memiliki sekitar seribu kelompok suku dan bahasa, namun kita tidak yakin di manakah bisa membaca buku bacaan tentang suku dan bahasa itu. Kalau misalnya kita ke kota wisata, alangkah indahnya kalau salah satu yang bisa kunjungi perpustakaan umum. Apalagi dibuat menarik dan di sebelahnya ada restoran atau tempat minum kopi sambil membaca bacaan tentang daerah itu. 

Siapa yang tidak tertarik melihat buku yang pernah dibaca para tokoh nasional seperti Bung Karno, Bung Hatta, Pak Harto, Ki Hajar Dewantara, TB Simatupang, Jenderal M. Panggabean, Jenderal M Jusuf, Jenderal LB Moerdani, apalagi ada tandatangan atau coretan tangan mereka. Dengan zaman elektronika sekarang, hal itu tidak sulit dilakukan.

Kalau kita ke kota Blitar, alangkah baiknya kalau ada perpustakaan umum di sana yang bisa mengetahui masa kecil Bung Karno.  Atau kalau kita mengunjungi kota Bukittinggi, betapa senangnya jika ada perpustakan umum dan kita masih bisa temukan buku yang pernah dibaca Bung Hatta saat menjadi siswa SMA di sana.

Kemudian kalau setiap daerah memiliki perpustakaan, maka Perpustakaan Nasional tinggal menghubungkan secara elektronik bacaan apa yang ada dan di mana tempatnya. Bisa difoto atau dengan internet bisa dinikmati. Dampaknya akan luar biasa untuk membangun negeri tercinta.

Malu kita kalau harus melihat dokumen resmi ke Belanda atau negara lain tentang kita sendiri.

 Ya dengan membaca akan membuat kita lebih cerdas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun