Gurauan yang mengatakan "Muda kaya raya, mati masuk sorga" rasanya tepat sekali menggambarkan sosok ini.
Lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini digolongkan majalah internasional Forbes sebagai orang terkaya nomor 14 di Indonesia.
Tahun 2017 kekayaannya menurut majalah Forbes disebut 1.98 billion USD atau AS$1,98 miliar atau sekitar 23 triliun rupiah. Wah benar-benar kaya bukan?
Tapi waktu diwawancarai Andy F. Noya dalam acara Kick Andy sosok ini terhenti sambil terisak, tak mampu menahan air mata ketika ditanyakan apa keinginannya di akhir hidupnya. Dengan penuh keiklasan dan ketulusan dia mengatakan ingin agar tidak ada lagi orang miskin di Indonesia.
Dari kekayaannya itu dia sudah membantu ribuan mahasiswa yang tidak mampu dengan memberikan bea siswa dan membantu beberapa kelompok yatim piatu dari berbagai penjuru di tanah air.
Dia dulunya bernama Oei Hiok Eng yang kemudian diubah menjadi Theodore Permadi Rachmat atau TP Rachmat. Lahir di Kadipaten, Majalengka 15 Desember 1943 (73 tahun).
Dia adalah ponakan pengusaha besar pemilik PT Astra yang juga dikenal dermawan William Soeryadjaya.
TP Rachmat memulai kariernya sebagai pekerja biasa di bagian sales Astra pada tahun 1968 dan karena kesungguhannya tahun 1972 Â dia dipecaya untuk mengelola United Tractors (anak perusahaan Astra yang bergerak di bidang alat berat) hingga tahun 2005.
Kemudian tahun 1998 TP Rachmat mendirikan perusahaan sendiri yaitu Triputra Group yang bergerak di berbagai bidang seperti karet olahan, batu bara, perdagangan, manufakturing, agribisnis, dealership motor dan logistik.
Bersama saudara sepupunya, Edwin Soeryadjaya TP Rachmat ikut mendukung PT Adaro Energy yang bergerak di bidang  tambang batu bara di Kalimantan.
Kini di usia 73 tahun pengusaha yang sudah memiliki kekayaan sekitar 23 triliun rupiah itu masih tetap ingin menolong banyak orang.