Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bisakah Indonesia Maju Seperti Singapura dan Korsel?

28 April 2016   23:58 Diperbarui: 29 April 2016   00:15 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia dijajah bangsa asing jauh lebih lama dibandingkan dengan Indonesia merdeka; 350 tahun dijajah dan baru 71 tahun merdeka. Walaupun pasti ada hal positif dan negatif dari kenyataan itu, namun bagi masyarakat Indonesia yang kini berjumlah sekitar 240 juta jiwa dan hidup di ribuan pulau itu perlu berpikir sejenak: MAU DIBAWA KE MANA NEGARA INI?

Apakah negara Indonesia itu akan dijadikan sebagai negara yang bersih dari korupsi seperti Singapura, atau akan dijadikan sebagai negara yang "bersih" tapi masih membolehkan korupsi asal dilakukan dengan cerdik dan cantik?

Ada satu hal yang bisa dilakukan yakni mempelajari kelebihan dari kelompok suku yang ada di tanah air dan menjadikannya sebagai modal untuk membangun Indonesia dan mempelajari hal-hal negatif dan menghilangkannya dari jiwa masyarakat.

Korea Selatan yang luasnya hanya sekitar 100.032km persegi dengan jumlah penduduk 52 juta. Atau lebih kecil dari provinsi Kalimantan Barat dengan luas 115.114 km persegi. Tapi Korea Selatan bisa menjadi kekuatan ekonomi nomor 13 dunia (AS$1.850 triliun) dan GDP perkapita AS$36.530 tahun 2015. Sementara GDP perkapita Indonesia baru pada tingkatan AS$3.490.

Mengapa Korea bisa maju? Katanya karena selalu dididik di sekolah sejak dini bahwa Korea akan dijajah kembali oleh Jepang jika orang Korea tidak belajar dan bekerja keras. Oleh karena itu Korea Selatan sekarang sangat maju di berbagai bidang seperti olah raga sepak bola dan golf, teknologi yang menghasilkan mesin, mobil dan elektronik, dll. Untuk itu orang Korea selalu diajarkan untuk tidak mau melakukan korupsi atau kejahatan agar negaranya kuat.

Bagaimana dengan kita di Indonesia? Kekayaan alam kita jauh lebih besar dari pada Jepang, Korea Selatan, dan Singapura. Mungkinkah masyarakat Indonesia menikmati kehidupan yang lebih sejahtera, aman dan damai di masa-masa mendatang? Nampaknya itu yang sedang dilakukan Jokowi dan keluarganya yang sederhana dengan pemerintahannya sekarang ini.

Agama dan kepercayaaan seharusnya membuka mata kita agar mengetahui dan memiliki sifat-sifat baik seperti suka menolong, peduli pada orang lain, selalu belajar dan bekerja sungguh-sungguh, serta tidak melakukan kejahatan apapun alasannya. Penjara-penjara merupakan bukti bahwa semua penganut agama ada di sana; jadi tidak perlu menyalahkan agama tertentu atau menganggap agama tertentu akan lebih baik.

Mari kita bangun Indonesia dengan semangat positif dengan belajar dan bekerja keras.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun