Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Anas Ditahan, Sisi Lain SBY Terkuak!

14 Januari 2014   06:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:51 3694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi orang Batak, Aulia Pohan merupakan hula-hula yakni orang yang paling dihormati oleh keluarga SBY karena putrinya dipersunting keluarga SBY. Sederhananya, bagi keluarga SBY Aulia Pohan harus lebih dihomati dari pada anak atau menantu sendiri. Kalau SBY sudah menyadari itu dan tetap membiarkan proses hukum berjalan dengan apa adanya, walaupun punya kesempatan sebagai presiden, maka itu yang perlu mendapat catatan. Artinya SBY tidak akan ragu membiarkan proses hukum terjadi pada Ibas, seandainya memang demikian, karena besannya pun sudah pernah mengalami dan SBY tidak mencampurinya.

Kedua, sikap SBY menyiapkan penasehat hukum keluarga. Itu menunjukkan kesiapan SBY menghadapi proses hukum yang mungkin menimpa keluarganya. Jadi seandainya KPK memproses Ibas karena ada kaitan dengan kasus korupsi, SBY kemungkinan besar tidak akan mencampurinya, bahkan dapat diduga akan menerima apa pun dampak atau konsekuensinya. Dua hal itu yang agak terlupakan oleh masyarakat.

Apakah seharusnya masyarakat gembira dengan sikap positif SBY itu? Di situlah sebenarnya perlunya sikap kritis masyarakat. SBY ingin menunjukkan bahwa dia dan keluarga sama saja dengan warga lainnya di depan hukum. Walaupun sebagai presiden, SBY punya peluang besar untuk mencegahnya. Namun itu tidak dilakukannya. Masyarakat seharusnya bertanya apakah ini sudah saatnya seperti itu?

Bagaimana Masyarakat Menanggapinya?

Pertanyaan itu mucul karena di masyarakat kita belum semua bersikap seperti SBY. Lihat saja contoh sederhana anak Ahmad Dhani yang mengemudi kendaraan dengan melanggar hukum karena masih berusia di bawah 17 tahun dan menyebabkan korban meninggal dunia, hingga saat ini tidak diproses secara hukum. Padahal siapa Ahmad Dhani? Mungkin dia hanya dari segi uang dan seni saja lebih baik dari pada SBY. Seharusnya masyarakat jauh lebih patuh hukum dari penguasa.

Menarik untuk mengikuti kasus-kasus seperti ini, termasuk setelah SBY tidak lagi presiden tahun 2014 ini. Apakah penggantinya nanti mau meneruskan sikap kesamaan di depan hukum tadi?

Masyarakat seharusnya berharap bukan SBY saja yang menunjukkan siap menerima proses hukum terhadap diri dan keluarganya, tapi seluruh 240 juta masyarakat Indonesia juga melakukan hal yang sama!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun