Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ahok Hebat Kalau Bisa Merangkul FPI!

28 November 2014   01:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:40 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dilantik juga menjadi Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta oleh Presiden Joko Widodo. Walaupun pelantikan oleh presiden itu juga tidak lepas dari sikap kurang bersahabat Forum Pembela Islam (FPI) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI, namun ada hal yang menggelitik dan menarik dari Gubernur Ahok yang patut dipertimbangkan. Tidak ada yang meragukan bahwa FPI dan sebagian anggota DPRD DKI tidak suka dengan Ahok, apakah karena cara ngomongnya, latar belakang suku, agama, partai, sikap anti korupsinya, dan yang lain-lain. Namun menjadi sangat berarti jika Ahok bisa atau mampu membalikkan sikap FPI dan sebagian anggota DPRD yang tidak senang dengan Ahok itu. Anggota FPI dan anggota DPRD masih manusia, dan manusia Indonesia lagi. Sebenarnya sudah ada contoh ketika para preman bertemu dengan Ahok ketika masih wakil gubernur dan berakhir dengan damai dan indah dan minta foto bersama. Pertemuan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana setelah pertemuan utusan Rajjam Ahok (Rakyat Jakarta Jahit Mulut Ahok) yang menuntut Ahok minta maaf kepada Abraham Lunggana, Senin 29 Juli 2013; yang awalnya keras namun berakhir dengan foto-foto bersama dengan Ahok (Sumber: Kompas.com/Kurnia Sari Aziza). Kalau dikaji lebih dalam dari banyak perbedaan antara FPI dan sebagian anggota DPRD di satu sisi itu dengan sikap Ahok di sisi lain, ada juga sebenarnya persamaan mereka. Misalnya FPI dan anggota DPRD DKI itu tidak senang dengan maksiat terjadi di DKI. Pastilah Gubernur Ahok punya sikap yang sama yakni tidak senang melakukan maksiat itu. Kenapa kesamaan ini tidak dicoba-kembangkan bersama? Mungkin cara menerapkannya Gubernur Ahok bisa dengan pelan-pelan mengajak FPI dan Kepolisian untuk duduk bersama dan akhirnya ada cara baru yang dilakukan Kepolisian dan ada yang dilakukan FPI. Kalau DKI menjadi wilayah bebas maksiat karena kerjasama yang apik antara Gubernur Ahok, FPI, DPRD dan Kepolisian bukankah nantinya wilayah-wilayah lain akan datang berguru ke Jakarta? Tentu masih ada kesamaan-kesamaan lain. Itulah sebenarnya yang bisa dilakukan Guberur Ahok. Kalau Ahok bisa mengubah sikap FPI dan anggota DPRD DKi menjadi mendukung Ahok, bukan mustahil Ahok pantas untuk dijadikan calon presiden Indonesia di masa mendatang. Jangan-jangan FPI dan anggota DPRD itu menjadi salah satu pengusung utamanya. Selamat kepada Gubernur Ahok atas pelantikannya sebagai Gubernur DKI, tapi jangan berhenti mencari cara menjadikan FPI dan para anggota DPRD DKI menjadi teman dan pendukung dalam menjadikan Jakarta menjadi ibu kota yang lebih baik, ramah, sejuk, menyenangkan, aman, nyaman dan indah. Kalau itu yang terjadi kami masyarakat Jakarta dan rakyat Indonesia akan semakin mengakui kehebatanmu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun