Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Presiden Jokowi Sudah Lebih Baik Dari Era SBY

29 November 2014   08:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:33 1954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah apa yang memicu tapi mantan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam akun Twitter-nya @SBYudhoyono, tiba-tiba mengeluarkan pernyataan yang mengingatkan bahwa pemimpin yang selalu dibenarkan apa pun perkataan dan tindakannya bisa menjadi pemimpin diktator atau tiran. Namun, SBY tidak menyebutkan, siapa pemimpin yang dimaksud. SBY dalam akun Twitter-nya @SBYudhoyono menyebutkan:  “Petik pelajaran di dunia. Pemimpin yang selalu dibenarkan apa pun perkataan dan tindakannya, tak disadari bisa menjadi diktator atau tiran," sebagaimana dikutip harian Suara Pembaruan tanggal 28 November 2014. Walaupun pernyataan mantan presiden SBY tersebut tidak dijelaskan ditujukan kepada siapa, namun orang awam dapat menduga dengan mudah bahwa itu ditujukan kepada Presiden Jokowi yang hingga hari ke-38 (sejak pelantikannya sebagai presiden tanggal 20 Oktober 2014) sebagai presiden masih dikagumi masyarakat karena berbagai tindakan dan kebijakannya yang sederhana dan banyak menghemat anggaran negara. SaatPresiden RI tahun 2014 Joko Widodo dan Ibu negara Iriana kembali ke Indonesia dari Singapura tanggal 22 November 2014 dengan menumpang kelas ekonomi pesawat Garuda. Sama seperti saat keberangkatan, mereka juga pulang dengan duduk di kelas ekonomi. Itu baru presiden rakyat (Sumber: Detik.com). Sebenarnya isi pernyataan singkat SBY itu tidak salah, karena memang jika seorang pemimpin selalu dianggap benar pada hal banyak kebijakannya yang salah, maka itu bisa membuat pemimpn itu menjadi diktator atau tiran. Namun jika pernyataan itu muncul karena hingga hari ke-38 belum ada kritikan masyarakat tehadap kebijakan atau tindakan Presiden Jokowi, maka masyarakat awam pun bisa menganggap hal itu sebagai ungkapan pernyataan iri hati. Mungkin SBY berpikir di zamannya dulu belum apa-apa sudah banyak dikritik.

Lebih lanjut Ketua Umum DPP Partai Demokrat itu sambil berpantun mengatakan “Nenek moyang kita mengingatkan, hendaknya kekuasaan tidak digunakan bak: ‘Besar hendak melanda, panjang hendak melindih,"" tanpa menjelaskan apa maksudnya.

Tapi seandainya presiden SBY bisa menunjukkan kesalahan yang dilakukan Presiden Jokowi dan masyarakat menganggapnya benar, maka pernyataan itu bukan saja benar tapi tepat ditujukan. Persoalannya hingga hari ini masyarakat menilai tindakan Jokowi masih menunjukkan keberpihakannya kepada rakyat. Pulang ke Solo, malah Presiden Jokowi nginap di rumah sendiri, pergi ke luar negeri menghadiri wisuda putranya, malah presiden Jokowi dan isteri naik pesawat kelas ekonomi. Itu jarang dilakukan presiden sebelumnya. Presiden Joko Widodo dan istri, Iriana sudah terbiasa naik pesawat sederhana seperti ketika naik AirAsia di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, 25 Juli 2014. Jokowi dan Istri menuju kampung halamannya di Solo untuk bertemu dengan sang ibu dan berziarah ke makam ayahnya (Sumber: Tempo/Aditia Noviansyah). Semoga pernyataan singkat mantan presiden SBY dalam twitternya itu disikapi oleh Presiden Jokowi sebagai kritik membangun yang malah membuatnya semakin giat memikirkan cara-cara sederhana yang menghemat penggunaan uang negara dan benar-benar memikirkan nasib masyarakat. Semoga juga SBY terus giat memberikan penilaian yang objektf terhadap kebijakan Presiden Jokowi sehingga benar-benar harapan masyarakat bisa diwujudkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun