Mohon tunggu...
Jimmy Haryanto
Jimmy Haryanto Mohon Tunggu... Administrasi - Ingin menjadi Pembelajaryang baik

Pecinta Kompasiana. Berupaya menjadi pembelajar yang baik, karena sering sedih mengingat orang tua dulu dibohongi dan ditindas bangsa lain, bukan setahun, bukan sepuluh tahun...ah entah berapa lama...sungguh lama dan menyakitkan….namun sering merasa malu karena belum bisa berbuat yang berarti untuk bangsa dan negara. Walau negara sedang dilanda wabah korupsi, masih senang sebagai warga. Cita-cita: agar Indonesia bisa kuat dan bebas korupsi; seluruh rakyatnya sejahtera, cerdas, sehat, serta bebas dari kemiskinan dan kekerasan. Prinsip tentang kekayaan: bukan berapa banyak yang kita miliki, tapi berapa banyak yang sudah kita berikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Benarkah Ini PSSI?

20 Januari 2015   16:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:45 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernyataan pakar sepak bola ini sungguh mengejutkan ketika ditanyakan mengapa begitu sulit membuat Timnas Indonesia masuk Piala Dunia. Dengan terus terang dia mengatakan bahwa untuk menjadi pemain sepak bola yang hebat seperti Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, dll itu memang karena mereka sudah memiliki bakat luar biasa di bidang itu.

Jadi kalau di Indonesia dengan 250 juta penduduknya atau di RRC dengan 1,4 miliar orang di sana, atau di India yang berpenduduk 1,2 miliar orang, tidak ada yang memiliki bakat sepak bola jangan harap akan muncul pemain hebat. Sebelum rasa kecewa muncul, dia mengingatkan bahwa setelah para pemain yang punya talenta luar biasa itu ditemukan, maka tugas berikutnya adalah bagaimana membantu bakat-bakat hebat itu agar berkembang sehingga menjadi benar-benar pemain hebat.

Belum sempat berpikir lebih jauh, langsung teringat penuturan seorang teman yang pernah berkecimpung di Perserikatan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) bahwa salah satu akar sulitnya membangun sepak bola Indonesia adalah sulitnya pengurus PSSI untuk tidak mencampuri sepak bola. Dia menuturkan bahwa pengurus PSSI tidak malu-malu untuk menyodorkan saudara atau temannya untuk disiapkan menjadi pemain nasional walaupun sebenarnya dia tahu masih ada yang lebih baik yaitu orang yang benar-benar punya bakat atau talenta tadi.

Pandangan pakar sepak bola tadi sepertinya mendukung kenyataan itu. Biar pun bagaimana pun hebatnya orang yang tidak punya bakat atau talenta itu dilatih, termasuk dikirim ke luar negeri, maka dia akan menjadi pemain biasa-biasa saja. Sebaliknya, kalau PSSI mampu menemukan akan-anak yang punya bakat dan talenta luar biasa di bidang sepak bola, dan mereka dilatih dan dibantu dengan sungguh-sungguh untuk menjadi pemain bagus, maka merekalah yang bisa menjadi pemain hebat nantinya.

Dengan adanya pengurus PSSI di seluruh provinsi atau daerah, maka bisa sebenarnya dimintai bantuan untuk mencari bakat-bakat luar biasa tanpa memandang latar belakang, agama, status, dan lain-lain. Sepanjang memiliki talenta atau bakat hebat, maka mereka saja yang disiapkan untuk menjadi pemain nasional nantinya.

Ada tanggapan pengurus PSSI?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun