FILOSOFI MENABUNG
Jangan malu naik angkot/motor jika kamu belum terlalu butuh mobil, padahal teman-temanmu sudah kredit Honda Jazz meskipun gaji pas-pasan. Karena suatu saat nanti kamu akan mengendarai BMW ketika teman-temanmu memaki-maki harga BBM naik 2000 perak.
Jangan malu makan yang sederhana ketika teman-temanmu pada makan yang enak dan mewah di restaurant mahal. Karena suatu saat nanti kamu punya cukup tabungan untuk tidak memusingkan soal makanan seumur hidup.
Jangan malu setiap long holiday cuma main ke mall, padahal teman-temanmu minimal terbang ke Singapura meskipun harus gesek cicil 12x. Karena suatu saat nanti liburan ke Eropa bersama anak cucu adalah bagian dari rutinitas tahunan pada masa kamu pensiun.
Jangan malu memakai pakaian/sepatu/handphone yang itu-itu lagi ketika teman-temanmu setiap bulan selalu ganti model terbaru padahal gaji mereka pas-pasan. Karena dompet kamu tidak pernah mengenal awal bulan dan tanggung bulan, kamu selalu punya cukup uang untuk makan ketika mereka yang nenteng iphone 5S lagi pusing cari pinjeman untuk makan.
Jangan malu setiap lunch time dikantor cuma makan bekal dari rumah, padahal teman-temanmu makan di mall seberang kantor. Karena uangmu diinvestasikan ke tabungan jangka panjang untuk dana pensiun. Ketika usia 50 tahun kamu sudah bisa pensiun dini sedangkan teman-temanmu masih bersusah payah senin-jumat kerja di kantor padahal badan sudah renta.
Jangan malu mengajarkan anak kita untuk berhemat, ketika orang tua yang lain berlomba-lomba memanjakan anak dengan fasilitas yang berlebihan. Karena suatu saat nanti kamu tidak perlu pusing dengan biaya kuliah anakmu. Saat ini mungkin uang gedung di Universitas menengah sekitar 50jt, tapi nanti belasan tahun kemudian akan menjadi 300jt. Jika tidak menabung dari sekarang, kapan lagi?
Jangan malu setiap weekend cuma kumpul bersama orang tua nonton tv dirumah, padahal teman-temanmu sedang nonton film terbaru di mall dan berkaroke ria. Karena suatu saat nanti tabunganmu akan cukup untuk makan selama beberapa bulan jika terjadi PHK nasional akibat hancurnya perekonomian negara. Hidup tidak tidak ada yang pasti, lebih baik sedia payung sebelum hujan agar tidak mati kehujanan.
Jangan bangga jika kamu sudah bergaji 30 juta kemudian lupa diri dan pengeluaran bulanan juga 30 juta, karena sama saja kamu dengan mereka yang bergaji UMR dan tidak bisa menabung. Ketika "Tsunami krisis moneter" melanda, maka kamu akan kebingungan mencari pinjaman sebesar 30jt untuk menutup pengeluaran bulananmu.
Jangan dengarkan orang berkata "uang ga bakal dibawa mati, nikmati aja selagi kita hidup!". Tepat sekali jika kamu langsung mati begitu uangmu habis. Tapi apa jadinya jika uang habis tapi belum mati? AKhirnya muter-muter kerumah saudara dan teman untuk cari pinjaman tutupi biaya hidup dan utang kartu kredit.
Jangan berpikir bahwa rejeki gak akan kemana, karena konglomerat saja bisa bangkrut akibat salah kalkulasi dan investasi. Apalagi kita yang lahir dari keluarga pas-pasan, cuma punya duit pas-pasan tapi maunya selangit. Pemasukan 1 ember tapi pengeluaran 2 ember, setiap bulan gesek dan gali lobang - tutup lobang untuk mencukupi nafsu gaya hidup.
Berhemat bukan berarti pelit. Asalkan kebutuhan pokok tercukupi maka kesenangan yang lain bisa ditunda untuk kesenangan yang lebih besar di kemudian hari.
Berhemat bukan berarti memaksakan diri untuk menabung sebanyak-banyaknya dan mengorbankan kebutuhan pokok, akhirnya fisik ini akan rusak dan tidak sanggup lagi untuk mencari uang.
Berhemat juga harus bijaksana, bisa memilih mana yang harus dibeli dan mana yang bisa ditunda. Badan harus tetap fit untuk terus produktif. Ketika tua dan tidak produktif, kita sudah punya cukup dana pensiun untuk bersenang-senang.
Berhemat jangan sekedar menabung, karena bunga bank tidak pernah sanggup mengejar inflasi. Kita juga harus berpikir bagaimana caranya menyimpan atau memutarkan uang pada bidang lain yang bisa berkembang efektif menjadi dana pensiun kita.
Yuk kita belajar berhemat demi masa depan keluarga kita :)
Salam damai
J.Lo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H