Mohon tunggu...
Jimmy Simanungkalit
Jimmy Simanungkalit Mohon Tunggu... -

Suka membaca, menulis, nonton film, dan dengar musik. Bekerja freelance sebagai penerjemah novel, mengajar komputer (untuk program-program aplikasi tertentu), dan siaran juga. Kadang-kadang pergi hiking dan kemping. Tapi tidak lupa makan, tidur, dan tentu saja bersenang-senang menikmati hidup :) Play hard, but work even harder!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tuesdays with Morrie: Kuliah Tentang Makna Hidup

20 Oktober 2010   19:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:15 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis) adalah penyakit yang mempengaruhi sel-sel saraf di otak dan sumsum tulang belakang. Penyakit ini menyebabkan otot melemah dan menciut (atrofi).Penyakit ALS juga dikenal dengan nama Lou Gehrig, yang diambil dari nama pemain baseball terkenal dari tim New York Yankees. Lou Gehrig didiagnosis menderita ALS sehingga mengakhiri karirnya sebagai pemain baseball pada tahun 1939. Sementara orang Inggris dan Australia, menyebut ALS sebagai Motor Neuron Disease (MND) atau penyakit saraf-saraf Motorik. Sedangkan orang Perancis mengistilahkannya sebagai Malide de Charcot, yang diambil dari nama Dr.Jean-Martin Charcot – orang pertama yang menulis mengenai ALS pada tahun 1869.

Gejala awal ALS mungkin sering diabaikan, seperti berkedut, kram (kaku otot), lemah otot lengan atau kaki (sering terjatuh atau tersandung atau menjatuhkan barang), bicara melantur atau kesulitan berbicara, mengunyah dan menelan. Gejala lanjutannya, seperti kesulitan bernapas dan mengalami kelumpuhan. Sekilas, penyakit ini memiliki gejala yang sama dengan penyakit-penyakit lain yang mempengaruhi saraf dan otot tubuh, misalnya: parkinson dan stroke.

Asosiasi ALS di Amerika Serikat menegaskan, penyakit ini bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak dan remaja. Meski data yang ada menunjukkan bahwa sebagian besar orang yang terkena penyakit ALS adalah orang dewasa yang berusia antara 40 hingga 70 tahun. Populasi penderitanya pun terbilang sedikit, hanya dialami oleh 2 dari 100,000 orang setiap tahunnya. ALS bukanlah penyakit menular, dan 90% kasus bukan merupakan penyakit yang diturunkan. Hanya sekitar 5-10% penderita ALS yang memiliki hubungan keluarga.

ALS tidak mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melihat, mencium, merasakan, mendengar, atau mengenali sentuhan. Pasien biasanya mempertahankan kontrol otot mata dan fungsi kandung kemih dan usus, meskipun pada tahap akhir penyakitnya, pasien membutuhkan bantuan untuk ke kamar mandi.

Saat penyakit semakin parah, otak penderita pada akhirnya tidak dapat mengendalikan pergerakan otot. Ketika otot dalam diafragma dan dinding dada gagal berfungsi, penderita akan kehilangan kemampuan untuk bernapas tanpa bantuan ventilasi. Kematian biasanya disebabkan oleh kegagalan pada otot-otot pernapasan.

Kebanyakan penderita ALS hanya bertahan hidup 2 sampai 5 tahun setelah diagnosis. Tetapi ada pengecualian untuk Stephen Hawking, yang bisa bertahan hidup selama 47 tahun sejak ia memiliki penyakit ALS.

* * * * *

Penyakit ALS inilah yang menyerang Morrie di usianya yang sudah tujuh puluhan. Menggerogoti dan melumpuhkan tubuhnya pelan-pelan. Hingga untuk melakukan hal-hal yang bersifat pribadi pun dia harus dibantu oleh orang lain.

Apakah aku akan menyerah dan mati begitu saja, atau akan memanfaatkan sisa waktuku sebaik-baiknya?

Pertanyaan itu biasanya muncul di kepala orang yang divonis tidak akan berumur panjang. Pilihannya adalah menyerah atau berjuang. Morrie tidak menyerah. Dia memilih berjuang dan menjadikan dirinya yang sudah sekarat menjadi proyek terakhirnya. Mata kuliah terakhir yang dia bagikan sebelum meninggal. Proyek makna hidup yang menjadi pusat perhatiannya selama menjalani sisa hari-harinya. Dia ingin orang lain bisa belajar tentang makna hidup dari proses kematiannya yang berjalan lambat.

‘Kuliah’ itu berlangsung setiap hari Selasa. Dan cukup banyak pesan dan pelajaran yang dititipkan Morrie lewat Mitch Albom untuk saya, dan mungkin juga untuk Anda yang berniat membacanya.Diantaranya, semangat kasih, kepercayaan terhadap orang lain, persahabatan, keluarga, perkawinan, betapa pentingnya pendidikan.

Halaman-halaman dalam buku ini, saya tempeli dengan banyak kertas penanda. Sangat banyak kalimat menarik yang saya temukan. Satu yang paling menarik adalah:

“Ted, penyakit ini juga menyerang jiwaku. Tapi ia tidak akan mendapatkannya. Hanya tubuhku yang kena. Bukan jiwaku.” hal 173

Saya juga jadi tertarik untuk mengadakan “acara pemakaman” bahkan sebelum saya meninggal, seperti yang dilakukan oleh Morrie. Saya ingin mendengar langsung apa kesan orang mengenai hidup yang saya jalani. Saya ingin mendengarnya ketika saya masih bernafas, bukan ketika saya sudah terbujur kaku di dalam peti mati. Saya ingin benar-benar melihat seberapa banyak orang yang tulus datang di “acara pemakaman” saya. Saya ingin menyaksikan apakah hidup saya sudah berarti bagi banyak orang, setidaknya bagi orang-orang di sekeliling saya.

Melalui buku ini, Morrie kembali mengingatkan saya untuk menjalani hidup hari ini seolah-olah besok adalah hari kematian saya. Jadi, akan seperti apa saya menjalani hidup hari ini?

Dan lagu ini akan menjadi salah satu soundtrack hidup saya hari ini:

Live Like We're Dying

by Kris Allen

Sometimes we fall down, can't get back up; We're hiding behind skin that's too tough
How come we don't say I love you enough; Till it's to late, it's not too late

Our hearts are hungry for a food that won't come; And we could make a feast from these crumbs
And we're all staring down the barrel of a gun; So if your life flashed before you,
What would you wish you would've done

Yeah, we gotta start looking at the hands of the time we've been given;
If this is all we got and we gotta start thinking; If every second counts on a clock that's ticking
Gotta live like we're dying

We only got 86,400 seconds in a day to turn it all around or to throw it all away
We gotta tell them that we love them; While we got the chance to say
Gotta live like we're dying

And if your plane fell out of the skies; Who would you call with your last goodbye
Should be so careful who we live out our lives; So when we long for absolution,
There'll no one on the line, yeah

Yeah, we gotta start
Looking at the hands of the time we've been given; If this is all we got and we gotta start thinking
If every second counts on a clock that's ticking; Gotta live like we're dying

We only got 86,400 seconds in a day to turn it all around or to throw it all away
We gotta tell them that we love them; While we got the chance to say
Gotta live like we're dying

Like we're dying, oh, like we're dying..

You never know a good thing till it's gone; You never see a crash till it's head on
Why do we think we're right when we're dead wrong; You never know a good thing till it's gone

Yeah, we gotta start
Looking at the hands of the time we've been given; If this is all we got and we gotta start thinking
If every second counts on a clock that's ticking; Gotta live like we're dying

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun