Mohon tunggu...
Muhammad jimly Assiddiqie
Muhammad jimly Assiddiqie Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Orang yang tertarik dengan realita

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teori Pengkondisian Klasik Ivan Pavlov dan Implikasinya dalam Pembelajaran

26 September 2024   21:50 Diperbarui: 26 September 2024   21:55 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belajar merupakan proses seseorang berubah dari sebuah keadaan kepada keadaan yang lain. Perubahan keadaan baik berupa perilaku, sikap, intelektualitas maupun kebiasaan sehari-hari. Tahapan-tahapan dalam pembelajaran mulai dari Tingkat Pendidikan pra sekolah hingga Pendidikan tinggi. Tahapan paling dasar dalam sebuah fase pembelajaran dimulai dari Pendidikan pra sekolah. Pendidikan pra sekolah dimulai ketika anak berusia 2-6 tahun yang bertujuan untuk memberikan dasar sikap, pengetahuan, daya cipta, keterampilan, adaptasi lingkungan serta berguna untuk tahapan perkembangan dan pertumbuhan anak berikutnya. Pada masa ini anak akan mulai aktif dalam berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya. Tetapi tak jarang bahasa mereka masih sukar untuk dimengerti.

Pada masa pendidikan pra sekolah ini juga anak-anak mulai dikenalkan dengan pembelajaran yang asik tetapi efektif. Metode pembelajaran yang asik akan membuat anak-anak menjadi senang dan menancapkan pada pikiran mereka bahwa yang namanya belajar itu asik dan tidak membosankan apalagi menakutkan. Sistem seperti ini serupa dengan teori yang dikemukakan oleh Ivan Pavlov. Teori ivan pavlov atau sering dikatakan sebagai teori pengkondisian klasik merupakan sebuah teori pengkondisian individu untuk memberikan respon atau refleks yang dimaksud berdasarkan kondisi yang diharapkan. Seperti dalam pembelajaran ketika ditanamkan atau dibiasakan sebuah pembelajaran yang asik maka pandangan belajar yang menakutkan atau membosankan itu akan hilang. Bahkan, diharapkan bahwa belajar ini dapat menjadi salah satu hal yang dirindukan oleh anak-anak.

Teori pengkondisian klasik dapat diterapkan dengan berbagai macam cara seperti, mengaitkan permainan dengan materi pelajaran. Latihan menghitung dengan diiringi lagu yang asik akan membuat anak lebih mudah memahami dan mengingatnya. Tidak hanya menghitung pengajaran huruf-huruf atau angka juga bisa dilakukan dengan metode yang serupa. Selain itu dengan menciptakan suasana kelas yang berwarna-warni dengan memberikan hiasan yang mengedukasi akan membuat anak merasa nyaman dan senang. Pemberian hadiah atau nilai sebagai sebuah apresiasi akan menjadi motivasi tersendiri. Tentu untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman pembiasaan demikian harus dilakukan berulang-ulang. Hal-hal seperti nilai, suasana kelas, dan nyanyian menjadi stimulus bagi anak untuk menarik respon bagi mereka untuk belajar.

Kebiasaan berulang terkait dengan stimulus ini lah yang akan menciptakan sebuah reflek yang terkondisi. Reflek yang terkondisi ini akan memunculkan kebiasaan pembelajaran yang baik dan berdampak pada sebuah kebiasaan dan perilaku dalam kelas. Reflek anak yang menjadi rajin belajar dan aktif dalam kelas merupakan respon yang baik akibat penerapan teori pengkondisian klasik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun