Mohon tunggu...
Andri S. Sarosa
Andri S. Sarosa Mohon Tunggu... Insinyur - Instruktur, Trainer, Konsultan Sistem Manajemen + Bapak yang bangga punya 5 Anak + 1 Istri

Insinyur lulusan Usakti

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bocah dan Spiderman

2 Mei 2014   16:23 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:57 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Prihatin rasanya ketika membaca berita tentang seorang bocah berusia 5 tahun tewas setelah melompat dari lantai 19 kamar 8 Tower B Apartemen Laguna, Penjaringan, Jakarta Utara, yang ditempati korban dan keluarganya. Korban nekat terjun dari apartemen karena dilarang menonton film Spiderman 2 oleh ibunya.
.
Semalam, saya dan keluarga rame-rame nonton The Amazing Spiderman 2: Rise of Electro. Ekspektasi saya adalah menyaksikan film Spiderman yang lebih amazing dibanding film sebelumnya The Amazing Spiderman karena, konon, film ini juga dibuat dalam format 3D dan Imax 3D yang pastinya akan menyuguhkan sebuah tontonan yang menarik dan lebih seru dengan efek-efek fantastis.

.
Awal film memang menyajikan apa yang saya harapkan, Spiderman yang meliuk-liuk melayang diantara gedung-gedung sambil mengumbar jaringnya yang tak pernah habis seperti membawa kita melayang bersamanya. Aksi kejar-kejaran mobil polisi dengan penjahat Rusia juga menjanjikan asyiknya menyaksikan film ini.
.
Sayang ... ekspektasi tinggi saya pelan-pelan menurun seiring dengan jalan cerita film yang disutradarai Marc Webb ini. Saya mulai menyesal mengajak anak-anak saya yang masih SD menonton film ini.
.
Jalinan cerita film ini terlalu rumit untuk dimengerti anak-anak SD. Kisah percintaan antara Peter Parker dan Gwen Stacy mendominasi jalannya cerita sehingga perjuangan Spiderman untuk melindungi masyarakat seperti hanya menjadi tempelan belaka.
.
"Percintaan yang rumit", kata Harry Osborne, sahabat Peter Parker, membuat penonton-pun menjadi sering berpikir kemana arah percintaan mereka. Perjuangan Harry melawan penyakitnya dikisahkan tersendiri kemudian kisah Maxwell “Max” Dillon yang menjelma menjadi Electro pun punya kisah sendiri. Intrik internal di perusahaan Oscorp pun memperkaya kisah di film Spiderman ini. Ditambah lagi kisah dibalik menghilangnya Richard Parker, ayah Peter, membuat film ini terasa sangat padat.
.
Alhasil, saking padatnya kisah didalamnya, membuat aksi-aksi spektakuler Spiderman melawan para penjahat menjadi sangat singkat dan terkesan digampangkan karena terbatasnya durasi waktu. Bagi penggemar film-film action tentu bakal sangat kecewa. Lebih-lebih buat anak-anak saya, mereka dipusingkan dengan jalinan ceritanya yang njlimet untuk ukuran mereka.
.
Disatu sisi saya prihatin dengan berita tewasnya bocah 5 tahun, tapi disisi lain saya mendukung sang ibu yang melarang anak seusia TK itu menonton fim The Amazing Spiderman 2 ini. Karena film ini lebih cocok untuk anak usia remaja keatas.
.
Usai menonton The Amazing Spiderman 2, diluar bioskop anak saya yang berusia 10 tahun komentar, "Ciumannya ada 5 kali!"
Hahahaha....
.


.

13989973011470503591
13989973011470503591

Foto : Koleksi Pribadi & Detik.com
.
.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun