Orang bijak berkata "hati-hati dengan kata-kata, karena perkataan sejatinya adalah doa".
Ucapan adalah doa dalam Islam benar adanya karena ketika seseorang mengucapkan sebuah perkataan, baik itu perkataan terpuji atau tercela, malaikat yang disampingnya dan sekitarnya bisa saja mencatatnya dan turut mengaminkan perkataan tersebut.
Adalah Anjas Asmara, seorang legenda sepak bola Indonesia tahun 1970 - 1982 yang menjadi bahan pembicaraan dan pro kontra Netizen di media sosial akhir-akhir ini karena beberapa komentarnya tentang Timnas asuhan STY.
Banyak Netizen milenial yang tidak tahu siapa itu Anjas Asmara karena banyak diantara mereka yang belum lahir ketika Anjas sedang naik daun.
Anjas Asmara, saat itu digandrungi para wanita karena wajahnya yang ganteng dan rambutnya yang gondrong serta nama belakang "Asmara" yang membuat para wanita kerap berbondong-bondong datang ke stadion untuk menonton penampilannya di lapangan hijau.
Dan satu lagi kesalahan Netizen dalam menghujat Anjas adalah kemampuannya di lapangan hijau. Memang situs transfermarkt.co.id menulis bahwa Anjas berposisi sebagai Penyerang dengan 30 caps dan 0 gol di Timnas.
Padahal, sejatinya Anjas itu berposisi sebagai Gelandang, baik di Persija ataupun di Timnas. Anjas bersama Iswadi Idris, Junaedi Abdillah dan Suaeb Rizal berperan sebagai penyuplai bola untuk para penyerang Timnas; Risdianto, Andi Lala dan Waskito.
Jadi wajar jika Anjas Asmara tidak pernah menyumbang gol dalam pertandingan resmi Timnas bahkan gagal mengeksekusi pinalti saat melawan Korea Utara di Pre Olimpic 1976 dan itu tidak perlu dihujat.
Adapun hujatan lain dari Netizen adalah saat Anjas menyampaikan pendapatnya tentang pemain muda Timnas Pratama Arhan.
"Arhan yang saya tahu cuma bisa lempar bola saja, selain itu dia tidak bisa apa-apa".
Wajar jika Netizen kesal karena sejatinya Arhan adalah pahlawan ketika menjadi penentu kemenangan dalam adu pinalti antara Timnas U23 atas Korea Selatan U23 di Piala AFC U23 lalu. Sontak Netizen membandingkannya dengan eksekusi pinalti Anjas Asmara ke gawang Korea Utara 48 tahun yang lalu.