Terkesima juga menonton iklan produk Wafer di televisi dimana iklan itu menggambarkan dialog antara seorang wanita cantik dengan pria kemayu yang berambut panjang.
*
Ingatan saya langsung back to the past dimana Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pernah melarang tampilnya sosok lelaki kebanci-bancian dalam siaran televisi dalam upaya untuk mencegah agar gaya itu tidak menular melalui media televisi yang berpotensi disaksikan oleh rakyat banyak.
Di tahun 2008, dalam Siaran Pers KPI Nomor: 22/K/KPI/VIII/08 KPI menjabarkan tentang permintaan penghentian tayangan kebanci-bancian di media televisi sebab gaya itu bisa mempengaruhi perilaku dan pola pikir generasi muda, terutama anak-anak.
Tindakan KPI ini didukung oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan dengan tegas bahwa laki-laki berperilaku dan berpenampilan seperti wanita (dengan sengaja), demikian juga sebaliknya, hukumnya adalah haram dan dilarang agama Islam.
Jangankan dari aspek hukum Islam, dari sudut pandang etika HAM saja tindakan menghadirkan tokoh waria apalagi dijadikan sebagai humor dan dibuat lelucon di muka umum tidak dibenarkan.
Hal ini tentu menimbulkan pro dan kontra dikalangan para seniman dan selebriti tanah air karena saat itu gaya kebanci-bancian menjadi tontonan favorit yang disukai banyak orang. Banyak yang beranggapan bahwa permintaan KPI ini mematikan rejeki orang atau mendiskriminasikan suatu kelompok.
Adalah Tessy Wahyuni Riwayati Hartatik Kabul Basuki alias Tessy Srimulat yang paling terkena imbasnya atas larangan KPI ini.
Bagaimana tidak, saat itu Tessy termasuk pelawak Srimulat yang bersinar dan rutin tampil di televisi. Tak hanya berkiprah di Srimulat namun juga menjadi bintang iklan, main film, sinetron, dan dunia hiburan lainnya. Sebagai pelawak dengan gaya banci, Tessy sering menggunakan pakaian wanita bahkan sanggul serta body language perempuan. Walaupun sejatinya dalam kehidupan sehari-hari Tessy adalah seorang lelaki tulen.
Tayangan lelucon waria sejatinya bukan marak saat itu saja. Sejak sebelum zaman Warkop DKI merepresentasi sosok waria di televisi sudah biasa terjadi. Bisa jadi ini menghibur sebagian orang di satu sisi, tapi sangat meresahkan bagi banyak pihak di sisi lainnya.