Awal Agustus 2014, sebuah portal berita mengabarkan bahwa pembalap GP2 Series asal Indonesia, Rio Haryanto, ternyata tengah diminati oleh tim Formula One untuk menjadi pembalapnya.
Hal itu tidak lepas dari performanya yang berhasil merebut podium ke 3 Sprint Race ajang bergengsi Monaco GP pada 24 Mei 2014. Tapi, setelah itu berita tentang Rio Haryanto seolah tenggelam begitu saja.
Prestasi pembalap berusia 21 tahun yang mengendarai mobil bernomor start 18 milik team Caterham Racing ini, di seri-seri berikutnya kurang greget bahkan tidak berhasil meraih satu poin pun.Â
Sampai seri ke 9 di Monza Italia, Rio baru berhasil mengumpulkan 26 poin dari hasil dari finish ke 5 di Feature Race Barcelona serta finish ke 7 Feature Race dan juara ke 3 Sprint Race di Monaco.
Secara over all, Rio berada di posisi ke 15 dari 32 pembalap yang pernah berlaga di seri GP2 2014.
Memang, posisi dua wakil Asia lainnya yaitu pembalap Jepang T.Izawa dan K.Sato, masih dibawah Rio. Tapi ini adalah musim pertama bagi kedua pembalap Jepang tersebut, bahkan Izawa berhasil meraih podium ke 3 di seri Feature Race Hungaria. Bandingkan dengan Rio yang saat ini menjalani musim ke 3 nya di GP2.
Sejujurnya, prestasi Rio Haryanto di GP2 masih kurang bersinar untuk dilirik oleh tim Formula One.Â
Musim pertama bersama Marussia Carlin, Rio berhasil menduduki posisi ke 14 serta berhasil mendapatkan Super License Formula One sebagai hadiah dari tim Marussia F1. Sedangkan di musim kedua bersama tim Barwa Addax, posisi Rio melorot ke 19 over all.
Kini GP2 tinggal menyisakan 2 seri lagi di Russia dan Abu Dhabi, mampukah Rio mendongkrak posisinya?
Secara teori posisi yang masih bisa digapai Rio adalah posisi ke 11 over all, mengingat posisi ke 11 saat ini diduduki oleh pembalap Inggris Adrian Quaife-Hobbs dengan 30 point. Untuk mengejar posisi ke 10 rasanya sangat sulit, karena saat ini pembalap Italia yang juga jebolan Ferrari Academy Raffaele Marciello, bertengger disana dengan point 57.
Hitung-hitung peluang, peluang terbesar Rio mendulang point ada di seri Russia pada 10-12 Oktober 2014. Karena sirkuit Sochi Autodrom adalah sirkuit yang baru pertama kali digunakan untuk GP2 sehingga faktor adaptasi sirkuit lebih dominan.