Masih ingat Pertemuan Komjen Budi Gunawan (BG) dengan anggota tim sukses capres Joko Widodo, Trimedya Panjaitan, di rumah makan Sate Khas Senayan Menteng, Jakarta, pada Minggu (8/6/2014)? Saat itu terjadi kontroversi hati dari para pengamat, pelaku politik dan pejabat Polri dimana Publik menilai Polri tak netral pada Pilpres 2014.
Berikut ini cuplikan komentar mereka saat itu:
“Saya bersama saksi yang lain curiga karena keduanya terkesan membahas permasalahan yang serius. Mereka berbicara, sangat serius, terus bisik-bisik. Saya ambil foto secara diam-diam. Mereka mengetahui dan langsung pergi. Patut diduga punya hubungan khusus Budi Gunawan dengan timses Jokowi,” ujarnya Ketua Federasi Serikat Pekerja BUMN Arif Poyuono di Mabes Polri, Senin (9/6/2014). "BG itu kan anggota Polri aktif, sementara Trimedya timses Jokowi. Mereka berbicara lama dan saya menilai mereka berbicara serius. Saya kira mereka datang bersamaan. Tim suksesnya juga banyak yang kenal Budi Gunawan. Ini patut diselidiki.''
"Pak Budi Gunawan sudah mengklarifikasi ke saya bahwa pada malam Minggu, itu sehabis dia kerja sama stafnya lima orang, itu jam 10 malam mau makan di salah satu rumah makan di Sabang, tapi sampai di Kebon Sirih, lihat restoran yang dimaksud itu masih buka, sehingga dia tidak jadi ke Jalan Sabang, tapi ke situ (Sate Senayan Menteng)," jelas Wakapolri Komjen Pol Badrodin Haiti di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (10/6/2014). "Di situ penuh. Rupanya sudah ada di situ, salah satu anggota dewan Komisi III (Trimedya) sehingga pasti kenal. Pejabat Polri kan tak mungkin tidak kenal dengan pejabat Komisi III. Nah, sudah ada rombongan, Trimedya dengan jemaat gereja. Banyak makan di situ satu meja. Kemudian pak Budi meja lain. Namanya sudah pernah ketemu, kenal kan tidak mungkin tidak say hello. Say hello tegur sapa, terus beliau datangi meja pak Budi berbicara, ngobrol. Yang lain juga ada di situ, bukan sendirian. Ini sudah dipolitisasi memang. Sekarang kalau saya makan ketemu pak Yani, terus gak tegur sapa? Menurut kamu gimana? Logika enggak? Kan enggak, namanya bertegur sapa itu pastilah."
"Tidak ada yang istimewa. Jika saya ingin melakukan pertemuan spesial dengan petinggi Polri tentulah saya tidak akan memilih tempat disitu. Saya lima belas tahun menjadi anggota DPR, tentu saya bukan politisi kemarin sore," kata Trimedya Panjaitan (Rabu, 11/6). "Saya tanya 'mas mau ngapain mas? tumben ke daerah sini". Dijawab 'iya mas, saya abis lembur mas'. Beliau bersama dua orang, saya tidak tahu dua orang temannya itu. Saya meniup lilin, kemudian sebagian dari kue ulang tahun itu saya berikan kepada Budi Gunawan dan dua orang temannya. Kemudian kami bicara sedikit. Saya menanyakan beberapa hal termasuk saya ada pergantian kapolda. Kemudian karena handphone saya baru, banyak nomor yang hilang, saya tanya Pak budi, 'mas kapolda ini berapa nomornya mas', itu yang ada fotonya."
"Ini sangat merugikan BG sendiri seolah-olah tidak netral. Polri juga akan dicurigai selama ini tidak netral," kata Komisioner Komisi Kepolisian Nasional, Edi Hasibuan, Rabu (11/6/2014). "Kalau untuk kepentingan politik rasanya sangat jauh, kebetulan dia mantan ajudan Megawati, tapi sejujurnya dia tak punya kekuatan untuk mempengaruhi karena dia bukan Kapolda. Kalau jadi kapolri itu kan memang cita-cita semua anggota apalagi yang sudah bintang. BG punya kans untuk itu, hanya belum rezeki saja."
Nah, setelah lebih 6 bulan berselang, misteri tentang apa yang menjadi pembicaraan Komjen BG dengan Trimedya Panjaitan saat itu mulai terungkap. Dari komentar-komentar diatas, ada yang jujur dan ada pula yang berusaha menjaga kerahasiaan (jika tidak boleh disebut bohong).
- Pendapat bahwa Polri tidak netral dalam Pilpres 2014, saat ini bisa dipatahkan. Karena saat ini terbukti bahwa BG sendirilah yang tidak netral, bukan Polri secara institusi.
- Jika Komjen Pol Badrodin menyebut bahwa hal itu sudah dipolitisasi memang benar adanya, karena pembicaraan mereka saat itu tentu masalah politik. Betul, bukan masalah pilpres tapi masalah bagi-bagi kekuasaan pasca pilpres, sebab sudah terungkap bahwa BG pernah dicalonkan menjadi Menteri dan dicalonkan sebagai Kapolri saat ini.
- Jika disebut “pertemuan yang tidak disengaja”, anda tentu bisa mengambil kesimpulan sendiri. Apakah mungkin “pertemuan yang tidak disengaja” tersebut bisa berujung pada gonjang-ganjing pemilihan Kapolri oleh Presiden Jokowi?
- Jika disebut “BG punya kans menjadi Kapolri, tapi belum rezeki”, rasanya ini adalah pendapat yang pas dengan kondisi saat ini.
Hanya saja, masalahnya, BG tidak rela “rezeki” yang sudah didepan matanya dirampas begitu saja.
*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H