Kilas balik pengalaman horor menembus kerusuhan tragedi 16 tahun yang lalu demi keluarga di rumah.
Agak enggan rasanya ketika hari Kamis 14 Mei 1998 saya harus berangkat dari rumah di Bintaro Jaya ke kantor di daerah Cimanggis, Depok. Karena saya mendapat berita bahwa sehari sebelumnya bahwa terjadi kerusuhan di beberapa tempat di Jakarta.
Tapi karena tanggung jawab terhadap pekerjaan, pagi itu saya tetap berangkat ke kantor. Selama perjalanan, saya memonitor situasi Jakarta melalui radio di mobil.
Suasana kerja di kantor, tepatnya di pabrik, masih biasa-biasa saja. Tanda-tanda "kegelisahan" mulai muncul sekitar jam 10.30. Security pabrik dan staff HRD terlihat mondar-mandir dengan langkah-langkah cepat.Â
Melihat kondisi ini, saya langsung hubungi istri saya di rumah lewat telepon. Alhamdulillah, di rumah aman-aman saja karena semua jalan masuk komplek sudah dijaga satpam dan aparat kepolisian.
Saat istirahat makan siang, kami mulai nge-rumpi membahas kejadian-kejadian di Jakarta sejak tanggal 12 Mei 1998 ketika terjadi penembakan terhadap mahasiswa Trisakti. Sebagai alumni Trisakti, tentu kami menyesali kejadian itu.
Ketika jam kerja sudah dimulai lagi, jam 13.00, kami mulai bertanya-tanya, kemana para staff Jepang? Tidak ada satupun staff Jepang yang tampak batang hidungnya. Belakangan baru tahu bahwa ada proses evakuasi semua staff Jepang yang ada di pabrik beserta keluarganya ke sebuah hotel di Jakarta.
Kami mulai sibuk telpon sana-sini karena isu kerusuhan di Jakarta makin santer terdengar.Â
Informasi dari HRD bahwa Perusahaan mengambil kebijakan untuk segera memulangkan seluruh pekerja pabrik karena suasan kerja memang sudah tidak kondusif. Dan kamipun mulai mengatur evakuasi ratusan pekerja pabrik untuk dipulangkan pada jam 14.00. Proses evakuasi pun berjalan lancar.
Setelah, sekali lagi, memastikan istri dan anak aman di rumah, kini saya pun mulai memikirkan cara pulang ke rumah di Bintaro Jaya.
Ada beberapa jalan alternatif menuju Bintaro, saat itu tol Simatupang belum selesai dibangun. Jika melihat kondisi Jakarta, kerusuhan terjadi di tempat-tempat keramaian terutama didepan kampus.