Mohon tunggu...
Jim jim
Jim jim Mohon Tunggu... Auditor - Penikmat

Ngteh

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jejak Petualang

17 Februari 2021   06:35 Diperbarui: 17 Februari 2021   06:37 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Langkah kaki semakin lambat, mengayun tak berdaya di hadapan sang pencipta,,,

Sepi daku melayang di atas udara semesta,,,

Berhamburan mengharap balasan tanpa kejelasan dikau kekasih pujaan yang hilang di telan malam,,,

Lirih sepi dipeghujung malam mungkin dapat menuntunmu pulang dari lelahnya petualangan,,,

Berpegangan tangan saling mengucapkan kata-kata tak bermakna namun membuatmu tertawa,,,

Bahtera kecil lekaslah kembali dengan segala nyiur alunan suara kasihmu yang membuatku rindu berbagi cinta illahi,,,

Apalah artinya kebahagiaan jikalau kita saling berjauhan,,,bagai air mata tak berlinang membasahi pipi padahal hati tlah mati dibunuh oleh kejamnya rasa sakit hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun