Welcome "kering"
Â
Belum saat nya mngucap selamat tinggal pd hujan
Tdk pantas merasa lengah pd banjir
Meski dbeberapa bidak alam Mulai mengering
Destinasi_destinasi pendakian tertunda akibat cuaca
Begitu rindu dgn harum sudut alam
Jauh dr riuh gemuruh kebisingan
Jauh dr jangkauan geografis perpolitikanÂ
Bahkan lupa AKU in bagian dr penghuni pemukiman
Hutan, gunung, lembah, sungai yg Begitu mengharukan
Â
Â
Aku rindu suasana it kembali
Rindu mendaki denganmu
Â
Huft seiring bergantinya musim
Kau ganti destinasiku
Hujan it anugerah
Hujan it tantanganÂ
Hujan it mslh cuaca
Tak harus kita membenci hujan
Kini tiba terik mentari Mulai melirik sudut_sudut alam sekitar
Tiba saatnya berkutat dengan peralatan pendakian
Ditengah padatnya kesibukan mengisi perut dlm memenuhi roda kehidupan
Meluangkan waktu sejenak
Bercengkrama di keasrian alam kalimantan
Puncak_puncak tinggi membumbung dbumi kalimantan
Tak peduli kebutuhan pokok menjulang selangit
Berbinar memandangmu mentari yg Mulai mengernyit
Dihutan sana. . .Â
Dilembah sana. . .Â
Dibukit sana. . .Â
Dipuncak sana. . .Â
Dsetiap dataran tinggi nun jauh dsana ku teriakan rindu ini
Ku taklukan semua rasa diiringi takluk nya sudut_sudut puncak tertinggiÂ
Â
Selamat datang kering
Selamat datang alam ku yg bening
Semoga pembaca tdk pusing. . .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H