masa kecil masanya bermain kata orang orang. tapi ketika kita mau memasukan anak kita setelah lulus dari TK, tes seleksi masuk Sd tuntutanya macem macam dan cukup membebani anak. hal ini menyebabkan orang tua maupun guru TK jadi dilema. mau membiarkan anak berkembang apa adanya, resikonya tidak bisa masuk sd favorit. tapi kalau anak di leskan sana sini anak terbebani. jadi kaya robot. yang benar yang bagaimana ya dalam mendidik anak?
menurut saya sebagai praktisi matematika gasing di derah yogyakarta, anak belajar banyak ilmu pengetahuan-termasuk matematika itu boleh boleh saja asal gaya belajarnya juga seperti dan harus sesuai dengan tahap perkembangan anak.
anak anak seumuran tk kan sedang berada pada fase kongkrit. sehingga belajarnya pun harus dari yang konkrit konkrit. biarkan anak anak berexplorasi dengan hal hal yang bisa mereka raba, bisa disentuh, bisa di dengar dan bisa dilihat. berikan mereka pengalaman dan bukan membrikan pengetahuan. birikan mereka pengalaman dan biarkan mereka menemukan sendiri pengetahuanya.
saat belajar matematika pun kita juga harus mulai dari yang konkrit. mengajarkan anak untuk mengurutkan angka dari satu sampa sepuluh bisa jadi membebani anak. tapi jika kita mengajak mereka bermain main dengan kue dan mengatakan ini satu kue, ini dua kue ini 3 kue. anak anak mungkin akan belajar tanpa mereka sadar.
belajar matematika sejak kecil, jika dilakukan dg cara yang benar membuat otak anak anak terorganisir sejak awal. sehingga kemampuan logika mereka pun bagus ketika dewasa.
*jilan wuri adhi
jilanw@yahoo.com
083867774845
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H