Kita memang kedodoran dalam berbagai hal.
Bukan karena kekurangan sumberdaya.
Sesungguhnya kita tak miskin-miskin amat. Kekayaan itu sebetulnya nyata dan ada. Kita sangat cukup modal kok. Cuma memang terserak di mana-mana. Kadang terlupakan. Gara-gara tersimpan terlalu lama di almari atau laci. Soalnya tak kunjung ada kesempatan untuk menggunakannya. Boro-boro memberdayakan. Bahkan terbayang pun tidak. Lama kelamaan akhirnya kita tak ingat. Bahwa sebetulnya punya.
+++
Pernah dengar "not the song but the singer?"
Kita memang lebih heboh pada sosok yang menyanyikan. Bukan tentang lagunya. Gara-gara berlebihan mementingkan 'siapa', segala kerepotan-tak-penting sekarang ini bermula.
'Siapa sih kamu' adalah virus yang lebih menakutkan dibanding Covid-19 atau coronavirus itu. Menyerang dan meluluh-lantakkan sistem pertahanan dasar dan paling utama yang selama ini kita imani. Yakni, 'persatuan-dan-kesatuan'.
Mutannya -- virus 'partisan' -- berevolusi lebih dahsyat. Melahirkan turunan yang daya mematikannya bertumbuh secara eksponensial. Sel memori tubuh kita kerepotan mengembangkan 'anti body'-nya. Kalah cepat dibanding penghancuran jaringan 'persatuan dan kesatuan' yang kita yakini sebagai pertahanan dasar dan paling utama itu.
+++
Ada yang lebih kacau.
Yakni kerusakan pada sistem jaringan otak yang menterjemahkan hal yang terdengar lewat telinga. Sesumbang dan sesember apapun lagu yang dilantunkan, sepanjang dikumandangkan sang penyanyi yang dipuja, kini terdengar merdu dan mengagumkan.