Ragam rahasia kenikmatan dibaliknya — yang terentang begitu luas dan kompleks itu — menyebabkan sebagian kalangan menyebut wine sebagai 'air Tuhan’.
Tapi bagaimana mungkin perumpamaan itu bisa didiskusikan jika ada segolongan masyarakat segera menyergah dan memvonisnya sebagai sesuatu yang haram?
Artinya, harus dijauhi agar mendapat pahala, dan sebaliknya, berdosa besar dan diganjar neraka jika tak mengindahkan larangan menyentuh, apalagi mengkonsumsinya.
+++
Lalu, bagaimana aktivitas sebagian dakwah yang semula menyejukkan kemanusiaan dan kehidupannya itu, bertransformasi menjadi malapetaka yang siap meledak hari ini?
+++
Masa remaja adalah periode transisi — dari masa kanak-kanak menuju dewasa — paling dahsyat yang unik, penting, sekaligus rawan. Penuh dengan keingin tahuan, miskin pengalaman, (tak sabar) membangun jati diri, tapi sekaligus dilengkapi dengan energi yang berkembang dengan sangat pesat dan siap membuncah.
Mereka berada pada saat yang paling tulus dan murni untuk mencoba, menantang, menyelidiki, juga membuktikan segala sesuatu. Terutama tentang hal-hal baru yang mulai dirasakan, dilihat, maupun difikirkan. Saat itulah masa paling awal mereka untuk menyadari, merengkuh, serta mengambil bagian dalam tatanan kehidupan masyarakat yang jauh lebih luas dan kompleks dibanding lingkungan keluarga yang selama ini mengelilinginya di rumah.
Dinamika dunia politik merupakan salah satu babak baru yang siap menjadi keseharian kehidupannya. Salah satunya, pada saat genap berusia 17 tahun, hak konstitusional mereka mulai diaktifkan, lalu memiliki kedudukan yang sama dengan yang lain untuk menentukan pilihan terhadap siapa yang akan mewakilinya di lembaga legislatif negara.
Di masa pemerintahan Suharto, kemewahan itu pernah direnggut paksa. Di bawah kepemimpian Daoed Jusuf, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan rezim Orde Baru periode 1978 - 1983, kebijakan NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus, Badan Koordinasi Kemahasiswaan) memberangusnya. Mahasiswa dilarang melakukan aktivitas politik.
Sebagaimana lazimnya dalam periode usia mereka, hasrat sebagian diantaranya yang berkembang, tak mungkin dibungkam begitu saja. Sebaliknya justru mencari saluran-saluran alternatif. Salah satunya adalah melalui pengajian dan diskusi agama yang berlangsung di kampus dan sekitarnya. Maka faham-faham yang menawarkan pemikiran radikal, termasuk yang berkaitan ataupun bagian dari pemikiran khilafah sekarang ini, mendapatkan ladang yang sangat subur.