Mohon tunggu...
Jilal Mardhani
Jilal Mardhani Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

“Dalam kehidupan ini, selalu ada hal-hal masa lampau yang perlu kita ikhlaskan kepergiannya.”

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Budi Karya dan Balak Kosong

2 Oktober 2016   15:24 Diperbarui: 13 Oktober 2016   08:07 1363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. (Estu Suryowati/KOMPAS.com)

Kalau bingung dan belum paham, silahkan buka semua pustaka karya JICA, World Bank, ADB, OECF, dll di bidang transportasi untuk Indonesia sejak pemerintahan Soeharto dan Orde Baru berkuasa.

***

Maka Jonan pun tersandung-sandung ketika urusan transportasi nasional diletakkan di pundaknya. Kompleksitas bidang disiplin yang sama sekali berbeda - bagai bumi dan langit - dengan urusan perkeretaapian. Ada segudang variabel yang harus dipetakan sebelum melakoni sikap correct dan kesempurnaan. Tak mungkin bersandar pada pakem usang dan ketinggalan zaman.

Kemacetan parah menjelang Natal 2015 yang diikuti pengunduran diri Joko Sasono dari posisi Dirjen Perhubungan Darat hanya salah satu puncak gunung es persoalan transportasi Indonesia. Terlepas dari kesungguhan serta sikap correct dan perfectionist-nya, Jonan memang tak menguasai akar dan struktur permasalahan yang terjadi. Penanganan yang dilakukan harus revolusioner serta bersifat menyeluruh dan terpadu. Tak mungkin tambal sulam. Apalagi saling lempar tanggung jawab. 

Maka tragedi Brebes Exit yang mengenaskan itu pun terjadi! Tepat menjelang mudik Lebaran 2016 kemarin. Lalu Jonan tersingkir dan Anda menggantikannya.

Betul jika kehebohan seperti prahara Idul Fitri tak terjadi saat libur panjang Idul Adha kemarin. Tapi sesungguhnya tak ada langkah revolusioner kaliber Menteri Reformasi yang didambakan Indonesia yang Anda lakukan. Semua jelas terlihat dari persoalan kemacetan sehari-hari di hampir seluruh ruas jalan tol kita.

Maka, ketika sebuah container terguling di sekitar km 60 Jakarta-Cikampek di pagi hari kemarin -- dan evakuasinya baru dilakukan lewat tengah hari sekitar pukul 1 siang -- prahara itu terjadi lagi. Sebagai rakyat Indonesia yang menjadi pengguna jalan tol kemarin --yang juga paham dan mengerti persoalan transportasi -- maka tak ada ungkapan lain yang layak disematkan kepada Anda selaku menteri perhubungan yang menggantikan Ignasius Jonan selain 'balak kosong'!

Apalagi jika mengingat rekam jejak kekacauan Terminal 3 Ultimate Soekarno-Hatta yang Anda gadang-gadang sebelumnya. Terlebih lagi menyaksikan langkah-langkah yang Anda lakukan menyikapi perkembangan angkutan umum berbasis teknologi aplikasi yang juga sudah mencuat di masa kepemimpinan Jonan.

Ketidakmampuan memahami permasalahan menyebabkan kalian berdua bersikukuh dengan Undang-Undang 22/2009 tentang Lalu-lintas dan Angkutan Jalan Raya yang sudah kuno dan ketinggalan zaman itu. Bukankah sebagai menteri yang membantu dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden, Anda memiliki kemewahan hak diskresi yang sangat layak dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai soal darurat, seperti pengelolaan jalan tol dan angkutan berbasis teknologi aplikasi itu?

Saya tak mengharuskan Anda -- sebagaimana juga Jonan dulu -- menguasai ilmu dan pengetahuan mumpuni soal transportasi. Sebab Anda diminta memimpin, mengelola sumber daya untuk mengatasi dan memecahkan masalah di bidang yang menjadi tanggung jawab Anda. Tapi Anda harus melibatkan dan bertanya kepada mereka yang ahli dan paham agar wawasan Anda terbuka dan kebijaksanaan Anda berkembang. Atau Anda hanya menjadi bulan-bulanan di tengah ratusan bisul transportasi yang siap meledak sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun