Aceh dikenal dengan wilayah kaya akan hasil rempah-rempahan dan memiliki keunikan tersendiri dalam menyajikan setiap menu masakan. Zaman sekarang orang-orang lebih sering menyebutnya dengan kata kuliner.
Setiap daerah pun memiliki makanan khas yang menggugah selera dengan keunikannya masing-masing. Hanya dari masakan saja kita bisa menggambarkan apa yang terjadi di daerah tersebut.
Kali ini saya mencoba memperkenal ke publik salah dua kuliner khas daerah yang sangat melegenda, yaitu kue bhoi dan keukarah. Hingga sekarang pun proses produksinya masih dilakukan secara tradisional.
Kue bhoi bisa kita sebut sebagai penganan kalangan ningrat termasuk keluarga Sultan Iskandar Muda. Kue ini disajikan kepada tamu istimewa yang datang berkunjung atau saat perhelatan adat khususnya di Nanggroe Atjeh Darussalam.
Jangan bayangkan bolu atau cake zaman sekarang ya, pastinya jauh sekali perbedaannya, mulai dari segi bentuk dan teksturnya. Namun untuk rasa, kue khas Aceh sejenis bolu ini tak kalah lezatnya.
Sayangnya, belum ada seluk-beluk dan asal muasal nama "bhoi" disematkan untuk kue yang selalu dicetak dengan berbagai bentuk unik ini.
"Bhoi ini merupakan sejenis kue bolu seperti zaman milenial sekarang. Hanya saja kue ini diolah menggunakan bahan seperti tepung beras dan telur yang teksturnya sedikit lebih kasar dan berderai di mulut saat kita konsumsi,". jelas Syaribanun, perempuan dan juga pemilik usaha rumahan kue bhoi dan keukarah di Gampong Sukon Mesjid, Kecamatan Glumpang Tiga, Kabupaten Pidie.
Syaribanun menjelaskan, selain pembuatannya yang masih dengan peralatan seadanya bahkan jauh dari penggunaan alat teknologi zaman sekarang, pergantian bahan baku pembuatan kue bhoi ini karena mudah mendapatkan beras yang jadi bahan baku utama. Bahan baku lainnya yaitu telur.