Mohon tunggu...
Indah Ayu Lestari
Indah Ayu Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahaiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Shinta Widjaja Kamdani: Wanita yang Menginspirasi

26 September 2024   15:33 Diperbarui: 26 September 2024   15:34 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Shinta widjaja kamdani adalah pemilik sekaligus CEO dari perusahaan Sintesa Group. Dia adalah anak pertama dari pasangan Johnny Widjaja and Martina Widjaja pada tahun 1967. Ia lulusan dari cocloumbia university pada tahun 1989 dan harvard univesity pada tahun 2002. Shinta adalah seorang ibu dari 4 anak dan suaminya bernama irwan kamdani.

Untuk memulai perjalanan karirnya di pelatihan Revlon dan prince waterhouse, disaat bersamaan ia juga tetap melanjutkan perkuliahan. Setelah ia menyelesaikan perkuliahannya, ia pun bekerja dengan ayahnya di perusahaan milik keluarganya, PT. Tigaraksa Satria. Saat itu, ia bekerja dibagian proosi dan pemasaran. Di waktu yang bersamaan, ayahnya membuka usaha baru di bagian sales dan pemasaran bertigkat. Produk pertama yang di lauching adalah kosmetik. Shinta mendapatkan promosi dari pegawai biasa menjadi bagian dari orang yang menjual produk dan terjun langsung ke lapangan.

Setelah ia bekerja dengan ayahnya selama hampir 5 tahun, ia akhirnya dapat masuk ke bagian manajemen dan menjabat sebagai direktur pelaksana dan resmi menjadi CEO pada tahun 2014. Sebelum ia mendapatkan posisi itu, ia berkali-kali mendapatkan promosi sampai ia mendapatkan posisi yang tinggi. Ia mulai mendaki karirnya pada tahun 1992.

Pada tahun 1999, shinta membuat konsep untuk memperbaiki perusahaan keluarganya yang menurutnya kurang kompeten. Dia mengusulkan untuk mendirikan perusahaan induk pada ayahnya.  Karena menurutnya, perusahaan keluarganya ini memiliki terlalu banyak bisnis yang tidak sesuai. Dia mengusulkan untuk membagi perusahaan menjadi 4 pilar dan menjual bisnis yang tidak sesuai dengan 4 pilar tersebut. Ayahnya menyetujui usulan tersebut dan Shintesa Group pun terbentuk.

Dibalik kesuksesannya,ia juga memiliki masa-masa yang cukup sulit. Sebagai contohnya, dia memiliki pengalaman yang tidak mengenakkan saat ia masih seorang pegawai. Pada saat itu, ia akhirnya menyadari bahwa hal itu adalah hal yang lumrah terjadi di dunia kerja. Ia menjadikan itu pelajaran dan pengalaman sehingga ia tau bagaimana petinggi di perusahaan memperlakukan para pergawainya.

Setelah ia menjadi CEO, ia tidak akan pernah melupakan pengalamannya tersebut. Ia menjadikan pengalamannya itu sebagai patokan bahwa kunci dari meningkatkan bisnisnya adalah memilih sumber daya manusia yang tepat. Harus ada keterbukaan antara petinggi perusahaan dan para pegawai. Dulu saat ayahnya memegang perusahaan, ayahnya tidak menerapkan sistem KPI( key performance indicator ). Jadi ketika para pegawai mendapatkan bonus, mereka tidak tau apa alasannya. Namun sekarang semua yang bekerja di perusahaan ini harus menerapkan sistem KPI.

Dia juga berpikir bahwa semua pekerjanya harus memiliki jiwa interpreneur yang membuat mereka merasa bahwa Sintesa Group ini juga milik mereka. Dengan cara, semua pegawai mendapatkan kesempatan untuk membuka projek mereka sendiri diluar fungsi mereka di perusahaan. Sebagai contoh, HR direktor, diberikan kesempatan untuk memegang usaha baru yang sudah disetujui. Dia bertanggung jawab atas usaha tersebut. Dengan cara ini para pekerja pun merasa bahwa perusahaan juga milik mereka.

Bukan hanya itu, dia juga mempertahankan nilai-nilai yang di pegang oleh keluarganya semenjak perusahaan itu berdiri. Sintesa Group memiliki konstitusi keluarga. Dimana terdapat beberapa hal penting terkait monitoring bisnis keluarga yang harus dimatangkan. Pemahaman antar keluarga ada didalamnya. Oleh karena itu, perusahaan ini ada forum keluarga yang terpisah dari perusahaan. 

references

- https://id.wikipedia.org/wiki/Shinta_Kamdani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun