Saya terbiasa menjadi vegetarian sejak lahir. Itu bukan karena disengaja tapi karena terpaksa hehe. Saya bisa hidup bertahun-tahun hanya dengan makan sayur dengan lauk tahu atau tempe. Miris atau hebat ya?. Saya tidak peduli harga daging melangit atau ikan melaut, yang pasti saya bisa kenyang tanpa makan ikan-ikanan atau daging-dagingan itu. Lagipula saya nggak doyan, wong daging atau ikan beneran lebih enak hehe. Sebagai seorang vegetarian, saya tidak terlalu ekstrim membatasi diri untuk menkonsumsi daging. Saya kadang-kadang juga makan daging ayam, daging sapi sampai kambing. Dengan catatan, asal gratis. (ini mah vegetarian gratition namanya hehe).
Sebagai seorang vegetarian tentu saya sangat menyukai musik. Tapi ngomong-ngomong dimana korelasinya antara vegetarian dan musik ya? (garuk-garuk gigi, ih jijai ya). Musik yang saya sukai adalah pop, jazz, rnb bahkan keroncong asalkan bukan musik-musik dangdut masa kini. Kenapa? Karena musik dangdut zaman sekarang banyak yang menjurus ke arah “sana”. Saya tidak tahu kenapa, mungkin ada kaitannya dengan budaya “buka sitik jos”. Entahlah. Lihat saja (atau dengar saja ya yang benar bahasanya?) judul atau liriknya, mulai dari cabe-cabean, kupas-kupas terong sampai terong dicabein . Kayanya kurang garem tuh!. Saya jadi heran apa maksud dari kespontanan dan keserempakan tema-tema seperti itu di lagu-lagu dangdut. Saya benar-benar merasa telah dilecehkan secara tidak mengena karena pada hakikatnya (cie sok intelek) saya adalah seorang……(maaf bukan cabe-cabean) ya seperti judulnya, seorang vegetarian (kecuali kalau judul di atas cabe-cabean, ah jadi merinding, pedis banget nanti jadinya). Saya jadi heran apa tidak ada tema lain yang lebih pantas untuk dibahas selain tema sayur-sayuran. Hehe ini namanya lugu apa pura-pura nggak ngeh ya? Yah sudahlah mari menumis saja. Tapi jangan diiringi lagu-lagu seperti saya sebutkan tadi. Masalahnya saya masih tersinggung (muka cemberut). Tips untuk vegetarian: Sebaiknya jangan terlalu lama merebus sayuran anda ketika memasak karena selain berkurangnya banyak nutrisi yang terkandung dalam sayuran tersebut juga Anda akan kehilangan “eating art”. Sayuran yang masih setengah masak akan menimbulkan suara krenyes-krenyes ketika memakannya yang efeknya bukan lagi maknyus tapi paknyus dalam meningkatkan semangat makan anda. Selain itu sensasi kekambingannya begitu kental terasa (ini apa sih?). Diakui, sensasi alamiah pada sayuran yang setengah masak bisa kita nikmati saat makan. Seperti traveling di tempat-tempat hijau terindah di dunia. Ah mulai berkhayal lagi. Sudahlah, setengah masak atau kemasakan tergantung anda, sedang melamun atau tidak hehehe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H