Mohon tunggu...
Jihantary
Jihantary Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

an ordinary girl teko ndeso. Mahasisiwi. Suka membaca, denger musik, mancing dan menulis. Terimakasih atas kunjungannya.\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Permainan Kata

8 November 2014   16:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:19 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Daripada kupermainkan hatimu lebih baik kumainkan kata-kata

Dalam rupa seribu bait puisi lewat diksi yang kupungut dari maki-maki hati

Yang tak kubiarkan meluncur dari bibirku yang terkunci

Karena pahit yang memenuhi dada

Tak ingin kumuntahkan sebab jijik pandangmu padaku belum usai

Hingga kumenangis darah karena kezalimanmu.

Seberapa penting dirimu sehingga harus ku korbankan waktu lebih lama menghempas kebahagiaan yang harusnya menjadi hakku.

Kucukupkan tangisku sebab masa depanku lebih penting dari pada tangisku yang mengering

Dendamku padamu akan kuwujudkan sabagai rupa keindahan

Semakin indah hidupku semakin kau berkaca diri

Tengoklah, betapa telah kumerdekakan hidupku dari belenggu sebabmu

Ironis tapi akan kubuktikan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun