Identitas Buku
Judul               : Pasta Kacang Merah
Penulis             : Durian Sukegawa
Penerjemah        : Asri Pratiwi Wulandari
Penerbit            : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit       :  2022
Jumlah Halaman   : 240 halaman
Judul bahasa Inggris novel ini adalah Sweet Bean Paste yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi Pasta Kacang Merah. Agak aneh dan unik sebenarnya yaa haha. Bercerita tentang Sentaro yang bekerja di sebuah kedai dorayaki bernama Dora Haru. Hidupnya datar-datar saja. Ia memiliki catatan kriminal, impiannya menjadi seorang penulis terkubur dalam-dalam, dan setelah keluar dari penjara ia malah bekerja di depan pemanggang dorayaki, padahal dirinya lebih menyukai sake alih-alih makanan manis. Suatu hari, ada seorang perempuan paruh baya yang memiliki jari berbentuk aneh yang tiba-tiba ingin melamar menjadi pegawai di Dora Haru. Perempuan itu bernama Tokue. Awalnya, Sentaro bersikeras untuk menolak Tokue karena kondisi jari perempuan itu yang ia takuti akan membuat pengunjung Dora Haru bergidik. Namun, karena upah yang diminta Tokue begitu kecil dan sampel pasta kacang merah yang diberikan perempuan itu amat lezat, akhirnya Sentaro pun mempekerjakan Tokue, hanya sebagai pembuat pasta kacang merah, tidak lebih. Dari sanalah kisah bermula.
Novel ini menyajikan kisah yang begitu hangat dan mengharukan. Kisah hidup Sentaro, pergulatannya dengan diri sendiri, dan kisah hidup Tokue diceritakan begitu apik dan natural, tetapi tetap terkesan hangat. Penulis berhasil mengaduk-aduk emosi pembaca. Selain itu, perkembangan karakter dalam novel ini pun terlihat amat jelas, terutama karakter Sentaro. Bagaimana ia yang awalnya digambarkan sebagai sosok yang datar dan dingin kemudian berubah menjadi sosok yang hangat dan peduli semenjak kehadiran Tokue di hidupnya.
Pesan yang dapat aku ambil dari novel setebal 240 halaman ini adalah tentang harapan dan makna hidup. Harapan akan selalu ada, tidak memandang bagaimanapun kondisi hidup kita, baik sedang menghadapi cobaan atau pun keberuntungan. Harapan akan tetap ada selama kita masih terus berharap. Dan hidup akan selalu memiliki makna bagi orang yang selalu berpikir positif tentang hidup itu sendiri. Tokue memberikan pesan yang sangat menyentuh melalui surat-suratnya kepada Sentaro. Pesan itu terasa hangat dan menguatkan, bukan hanya bagi Sentaro, melainkan juga bagi para pembaca.