Mohon tunggu...
Jihan Rizaldi
Jihan Rizaldi Mohon Tunggu... -

MAHASISWA UIN SUNAN KALIJAGA JOGJAKARTA \r\n\r\n\r\nILMU KOMUNNIKASI A

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jakarta, Akar Pembangunan Indonesia

29 Desember 2013   21:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:22 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jakarta, berbicara tentang ibu ota Negara Indonesia ini memang tak ada habisnya untuk habisnya. Kota yang bersejarah dalam merebut kemerdekaan Indonesia, membuat Jakarta terkenal sebagai kota kemerdekaan Indonesia. sebagai kota yang menjadi central Negara, Jakarta  seharusnya bisa menjadi  wilayah panutan atau percontohan untuk setiap wilayah yang ada di seluruh Indonesia. Kenyataannya Jakarta sendiri belum mampu untuk di jadikan sebagai wilayah percontohan untuk setiap wilayah Indonesia. Di tinjau dari kondisi kotanya sendiri yang bisa dikatakan kurang kondusif, hingga permasalahan politik nya sendiri yang masih banyak menyimpang dari yang seharusnya.

Seperti sebuah pepatah “ Jakarta itu kejam” , pepatah itu mungkin bisa mewakili Jakarta saat ini. Berita-berita di televisi lebih mendominasi berita-berita tentang kejamnya Jakarta. Dari berita criminal,korupsi,pelanggaran HAM dll seolah – olah Jakarta adalah merupakan tempat yang kejam. Hal ini mungkin di sebabkan karena banyak para pendatang dari seluruh penjuru Indonesia. Alasan mereka tidak lain tida bukan yakni untuk mencoba peruntukannya mengadu nasib di Jakarta tetapi kenyataanya Jakarta semakin padat dan lowongan pekerjaan semakin sempit , membuat para pendatang yang semula ingin mengadu nasib mengalami nasib buruk. Akhirnya banyak pengangguran yang memicu terjadinya banyak kasus kriminalitas. Motif kriminalitas pun kebanyakan karena mereka yang menganggur tidak punya uang untuk membeli sesuap nasi. Selain itu banyak dari mereka yang bekerja sebagai pejabat melakukan tindak korupsi. Sungguh di sayangkan, mereka-mereka ini yang mengotori nama Jakarta sebagai perwakilan Internasional. Jika Ibukota Negara nya saja namanya sudah tercemar, bagaimana pandangan Negara lain terhadap wilayah-wilayah  Indonesia yang lain. Indonesia ini tidak hanya Jakarta, masih ada Sumatra, Kalimantan,Sulawesi, Papua, yang semuanya merupakan satu kesatuan Indonesia.

Saya masih bingung dengan  sebagian masyarakat yang masih  bersikeras mengadu nasib di Jakarta. Menurut mereka bekerja di Jakarta itu menjanjikan tetapi hal ini sangat kontradiksi dengan realitas yang terjadi sekarang. Mengapa mereka tidak mencoba merantau ke daerah- daerah yang istilahnya masih belum padat penduduknya. Logikanya saja apabila suatu wilayah itu intensitas penduduknya rendah otomatis banyak lowongan kerja atau kesempatan untuk bekerja kan? Contoh saja Kalimantan, Pulau ini masih terbilang penduduknya istilahnya jumlahnya masih normal. Walaupun begitu wilayah ini hasil alamnya sangat kaya, dari batu bara,gas alam,intan,berlian dll. Sebagian dari sector tersebut masih membutuhkan tenaga kerja karena proyeknya itu proyek yang besar sehingga harus menyerap bnyak tenaga kerja. Walaupun begitu masyarakat masih saja merantau ke Jakarta berharap mendapatkan pekerjaan. Sebagai masyarakat Indonesia yang suku bangsanya beragam, kita perlu mempelajari apa-apa saja yang dimiliki oleh Negara Indonesia. Jangan sampai kita tidak tahu apa-apa saja yang dimiliki oleh Negara kita ini. Akibatnya kita tidak tau apa saja kekayaan alam Indonesia yang berpotensi dan siapa tau saja kekayaan alam itu membutuhkan kita tetapi kita tidak tahu cara memanfaatkan potensi tersebut daam artian pekerjaan yang sebenarnya itu merupakan pekerjaan yang musti kita dapatkan tetapi kesempatan  itu hilang karena kita tidak tahu menahu bahwa di wilayah tersebut pekerjaan menanti kita.

Sudah saatnya generasi penerus harus melanjutkan dan membersihkan nama Indonesia dari segala keburukan yang  telah di buat sebelumnya. Jangan sampai Indonesia dipandang sebelah mata oleh Negara lain. Perubahan harus dilakukan mulai dari yang kecil terlebih dahulu. Kita bisa mulai dari Jakarta terlebih dahulu  karena Jakarta merupakan central pemerintahan yang mewakili setiap daerah  di seluruh penjuru Indonesia. Seperti sebuah pepatah “akar yang sehat, pasti tumbuhannya sehat” , sama halnya dengan Indonesia, Jakarta  adalah akarnya dan tetangga-tetangganya merupakan tumbhannya.

Maju terus Negeriku, Jaya Indonesiaku

Sekian postingan saya kali ini , mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang bekenan di hati para pembaca sekalian. Semoga bermanfaat untuk kita semua

TERIMA KASIH

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun