Mohon tunggu...
Jihan Rizaldi
Jihan Rizaldi Mohon Tunggu... -

MAHASISWA UIN SUNAN KALIJAGA JOGJAKARTA \r\n\r\n\r\nILMU KOMUNNIKASI A

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Merapi, Bencana yang Membawa Berkah

28 Desember 2013   22:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:24 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku baru mengenal merapi sejak  tahun 2006 yang ketika itu sedang gemparnya berita tentang meletusnya gunung tersebut. Ketika itu gunung merapi belum terlalu aku kenal, tetapi sejak peristiwa itu aku jadi tahu bahwa gunung berapi tersebut tidak bisa kita pungkiri lagi kalau gunung itu merupakan gunung api paling aktif di dunia. Bayangkan saja para ilmuwan menyimpulkan bahwa gunung merapi akan meletus etiap 4 tahun sekali dan benar pada tangal 26 Oktober 2010, gunung merapi meletus untuk kedua kalinya setelah yang pertama meletus pada tahun 2006. Menurut warga yang menjadi korban bahkan yang tinggal di sekitar Jawa tengah khusunya Jogjakarta mengatakan bahwa letusan yang terjadi pada tahun 2010 merupakan letusan yang paling parah yang pernahmereka alami. Terbukti dari dampak letusan itu sendiri memakan sangat banyak sekali korban. Rumah-rumah,pohon-pohon habis di alap oleh wedus gembel (awan panas) yang melintasi kampong-kampung di darah lereng gunung merapi. Selain rumah-rumah dan pohon-pohon yang hancur di lalap awan panas, banyak korban yang berjatuhan dari pihak manusia. Menurut korban-korban yang selamat ketika terjadi letusan gunug api tersebut mereka tidak sadar kalau letusan itu sangat cepat menerjang perkampungan. Mereka yang berada dekat dekat sumber letusan tidak mempunyai harapan untuk lari dari kejaraan awan panas tersebut bahkan juru kunci merapi yang tekenal sebut saja (alm) mbah Maridjan menjadi korban dari keganasan awan panas yang terjadi beberapa tahun lalu. Jarak hancur dari awan panas pun meningkat dari tahun 2006 yang memaksa para korban harus mengungsi di daerah yang jauh dari letusan.

Mendengar  cerita keganasan tersebut membuat saya ingin sekali melihat TKP pasca letusan. Awalnya saya kaget ketika sampai di kaki gunung merapi karena dengan sekejap tempat yang semula berbahaya kemudian menjadi tempat wisata yang sangat potensial. Terbukti banyak wisatawan  local maupun asing datang untuk melihat bagaimana kondisi daerah yang di lewati oleh  awan panas. Setelah bertanya-tanya kepada penduduk sekitar ternyata tempat wisata ini menyediakan jasa sewa mobil offroad untuk berkeliling sekitar kampong yang terkena dampak awan panas. Tanpa pikir panjang saya langsung memutuskan untuk menyewa kendaraan tersebut. Ditemani seorang sopir yang akan memandu perjalanan, saya pun tidak sabar untuk langsung tejun ke daerah bencana tersebut.

Ketika sudah sampai di tempat, saya sempat kagum campur merinding. Bagaimana tidak , semula tempat yang biasa di sebut kali (sungai) kini menjadi lahan bagi para penambang batu dan pasir. Si sepanjang jalan yang dulu nya kali yang dimana mengalir air kini penuh degan batu-batu yang besar serta pasir. Batu-batu dan pasir ini akibat dari letusan merapi yang mengakibatkan lahar dingin dimana sungai mengaliri air yang bercampur dengan pasir dan batu-batu. Bekas-bekas lain yang terlihat adalah sungai menjadi lebih besar dan lebar karena sisi-sisinya hancur akibat lahar dingin tersebut.

Perjalanan di lanjutkan menuju sekitar kampong yang terkena awan panas. Sungguh mengerikan, kampong tersebut semua rata dengan tanah. Yang tersisa hanya puing-puing bangunan yang hancur di terjang awan panas. Kemudian sang sopir membawa kita ke suatu tempat dimana terdapat barang-barang  warga kampong yang hancur akibat awan  panas. Barang barang tersebut sudah tidak nampak seperti aslinya karena semua seperti meleleh tidak tahan dengan panasnya wedus gembel.

Setelah puas berkeliling , saya memutuskan untuk kembali pulang karena di rasa cukup untuk mengobati rasa penasaran saya terhadap daerah bencana tersebut.

Satu kesimpulan dari saya yaitu, di setiap permasalahan pasti selalu ada hikmahnya. Ya seperti kejadian letusan merapi yang melahirkan potensi wisata yang sangat potensial.

Sekian dari saya, Mohon maaf jika postingan saya kali ini kurang berkenan di hati para pembaca sekalian.  Semoga bermanfaat untuk kita semua

TERIMA KASIH

sumber gambar : http://sabdalangit.files.wordpress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun