Mohon tunggu...
jihan rania
jihan rania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Saya memiliki ketertarikan dalam bidang pendidikan, seni visual, dan kerajinan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Mahasiswa "Kura-Kura" atau "Kupu-Kupu", Mana yang Lebih Baik?

7 Juli 2022   06:08 Diperbarui: 7 Juli 2022   06:46 2198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Freepik.com

Istilah mahasiswa ‘kura-kura’ dan ‘kupu-kupu’ sudah tidak asing lagi di dunia perkuliahan. Mahasiswa ‘kura-kura’ atau mahasiswa kuliah-rapat kuliah-rapat seringkali ditujukan pada para mahasiswa yang aktif mengikuti kegiatan organisasi seperti BEM, Organisasi mahasiswa, dan juga berbagai kepanitiaan. Sedangkan mahasiswa ‘kupu-kupu’ atau mahasiswa kuliah-pulang kuliah-pulang, akrab ditujukan bagi para mahasiswa yang lebih memilih untuk fokus pada studi dan minim berorganisasi. Seringkali para mahasiswa, khususnya ‘maba’ (mahasiswa baru), masih bingung dengan jalan mana yang harus mereka tempuh, ‘kura-kura’ atau ‘kupu-kupu’.

Masa kuliah sendiri merupakan masa dimana kita para mahasiswa bisa menjelajahi dan mendapatkan segudang pengalaman. Pengalaman-pengalaman ini seringkali kita dapatkan melalui berbagai organisasi maupun kepanitiaan. Disini, organisasi dan kepanitiaan memiliki fungsi sebagai wadah bagi para mahasiswa untuk berkembang, memperluas relasi, serta menempa diri menjadi versi terbaik mereka. Di lain sisi, tidak jarang adanya organisasi dan kepanitiaan ini menggeser prioritas utama seorang mahasiswa yaitu studi akademiknya. Banyak mahasiswa yang jadi lebih mementingkan kegiatan organisasi maupun kepanitiaannya dibandingkan akademiknya. Beberapa kasus yang paling sering terjadi adalah turunnya nilai akademik, titip absen kepada teman, terlambat mengumpulkan tugas, dan masih banyak lagi. Padahal, menjalankan studi akademik dengan baik merupakan tanggung jawab utama seorang mahasiswa.

Hal ini memang menuai banyak pro dan kontra. Memprioritaskan studi akademik memang penting, tetapi menambah pengalaman melalui organisasi dan kepanitaan juga dibutuhkan. Oleh karena itu, ada baiknya kita sebagai mahasiswa mampu menyeimbangkan keduanya. Baik akademik maupun organisasi dan kepanitiaan, keduanya harus berjalan dengan lancar. 

Namun, tiap orang memiliki kapasitas yang berbeda-beda. Ada baiknya bila kita memahami terlebih dahulu seberapa besar kapasitas kita. Bila kita tidak merasa mampu mengikuti banyak organisasi dan kepanitiaan, maka ambil secukupnya saja. Apabila kita memaksakan diri, seringkali salah satu antara studi akademik atau organisasi harus menjadi ‘korban’. Oleh karena itu, pastikan kita tidak gegabah dalam menentukan porsi belajar dan porsi organisasi kita. Kita juga sebaiknya tetap memprioritaskan studi akademik apabila sedang dalam masa ujian maupun masa sibuk-sibuknya mata kuliah. Akan tetapi, kita tetap boleh memprioritaskan organisasi dan kepanitiaan semisal sedang liburan. Jadi, diantara mahasiswa ‘kura-kura’ dan ‘kupu-kupu’, seimbangkanlah keduanya sehingga kita dapat tetap maksimal dalam menjalani studi akademik dan tetap memperoleh segudang pengalaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun